Sukses

Hoaks Jadi Hambatan Pengendalian DBD dengan Teknologi Wolbachia

Hoaks yang beredar tentang Wolbachia ini turut mempengaruhi persepsi masyarakat, inovasi strategi teknologi pengendalian dengue melalui Wolbachia kerap dianggap berbahaya oleh masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta- Kementerian Kesehatan menyebut hoaks seputar inovasi teknologi melalui Wolbachia menjadi tantangan dalam pengendalian nyamuk demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, informasi bohong tersebut menimbulkan persepsi yang salah.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Imran Pambudi menyatakan, pengetahuan masyarakat mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan dengue masih belum optimal, sehingga sosialisasi teknologi nyamuk Wolbachia menjadi tantangan terkini pemerintah dalam mengatasi dengue.

Menurut Imran, hoaks yang beredar tentang Wolbachia ini turut mempengaruhi persepsi masyarakat. Inovasi strategi teknologi pengendalian dengue melalui Wolbachia kerap dianggap berbahaya oleh masyarakat.

Imran melanjutkan, budaya pemberantasan sarang nyamuk juga masih kurang optimal di masyarakat. Selain itu, kurangnya anggaran untuk program pencegahan dan pengendalian infeksi dengue di tingkat kelurahan/desa maupun kabupaten/kota juga menjadi tantangan.

Kemenkes RI telah melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi ketiga tantangan tersebut, seperti melakukan revitalisasi pokjanal DBD di daerah, gerakan inovasi PSN 3M Plus, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, dan pemeriksaan jentik secara berkala. Penguatan komitmen melalui Koalisi Bersama Lawan Dengue (Kobar Lawan Dengue) bersama Komisi IX DPR RI juga dilakukan.

"Kemenkes juga berupaya melakukan penguatan regulasi dan perencanaan daerah serta memperkuat kemitraan dengan bupati atau walikota," kata Imran, dikutip dari Health Liputan6.com, Minggu (24/3/2024).

Wolbachia telah dikembangkan di lima kota. Penting bagi masyarakat untuk menyadari bahwa pemberantasan sarang nyamuk harus terus dilakukan dan tidak perlu menunggu adanya kerja bakti.

 

 

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Video Terkini