Sukses

Awas Penipu Intai Pemudik yang Ambil Uang di ATM, Simak Ragam Modusnya

Meningkatkan kewaspadaan atas lingkungan sekitar dan mesin ATM yang digunakan akan menjauhkan diri dari pelaku kejahatan

Liputan6.com, Jakarta- Masyarakat perlu berhati-hati saat hendak melakukan tarik tunai lewat ATM di tengah perjalanan mudik. Pasalnya, ada beragam kasus penipuan dan pencurian data yang sering kali terjadi di tempat tersebut.

Pelaku kejahatan punya berbagai cara untuk bisa mengelabui korbannya. Dikutip dari situs resmi BCA, berikut sejumlah modus penipuan yang kerap muncul di ATM saat mudik.

1. Skimming

Skimming adalah modus kejahatan dengan mengambil data milik korban untuk digunakan kembali. Oknum pelaku akan memasang alat pembaca kartu dan PIN di mesin ATM. Alat inilah yang akan mengambil seluruh data milik korban saat hendak menggunakan mesin ATM.

2. Tombol PIN palsu

Modus kejahatan lain yang juga sering terjadi di mesin ATM adalah tombol PIN palsu. Tombol yang digunakan sangat mirip dengan tombol milik mesin ATM. Tombol palsu ini bisa dipakai untuk merekam angka-angka yang ditekan oleh korban.

3. Tukar uang tunai

Cara penipuan lain yang digunakan oleh oknum pelaku kejahatan adalah berpura-pura melakukan tukar uang. Pelaku akan memberikan uang tunai dan meminta korban untuk mentransfer ke rekening miliknya. Sayangnya, uang yang diberikan kepada korban merupakan uang palsu dan tidak bisa digunakan untuk bertransaksi.

 

2 dari 3 halaman

Modus Berikutnya

4. Hipnotis

Modus kejahatan yang cukup mengerikan dan kerap terjadi adalah hipnotis. Pelaku kejahatan akan menunggu di dekat ATM untuk mulai melancarkan aksinya. Setelah itu, korban akan diarahkan untuk melakukan penarikan tunai atau transfer dana ke pelaku hipnotis.

5. Sticker call center palsu

Pelaku kejahatan juga sering mengganti stiker nomor call center yang terpasang di mesin ATM dengan nomor palsu. Nomor ini akan terhubung dengan oknum pelaku kejahatan. Mereka akan meminta banyak data pribadi, mulai dari kartu ATM, PIN, hingga OTP.

 

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Video Terkini