Liputan6.com, Jakarta- Para ahli menyebutkan bahwa literasi diperlukan untuk mendorong masyarakat lebih berdaya dalam menghadapi serangan hoaks.
Hal ini disampaikan dalam sebuah panel diskusi beberapa waktu lalu yang digelar oleh The Information Futures Lab, bertajuk "Everything We Know (And Don’t Know) About Tackling Rumors and Conspiracies".
Baca Juga
Dalam diskusi tersebut ditekankan bahwa permasalahan literasi di masyarakat berakar dari hambatan sumber daya informasi.
Advertisement
“Masyarakat rentan hoaks karena sumber daya yang sulit diakses, ini mencakup hambatan terkait bahasa dan budaya. Kalau masyarakat punya sumber daya informasi yang memadai, kemungkinannya kecil terpapar hoaks,” kata Evelyn Pérez-Verdia, founder We Are Más dilansir dari The Brown Daily Herald.
Dalam kesempatan yang sama, panelis dan produser di Media Matters for America, Abbie Richards menekankan bahwa algoritma media sosial turut memperparah penyebaran hoaks.
Richards menyoroti penyebaran konten yang menyesatkan atau tidak akurat di platform seperti TikTok.
“Konten yang dihasilkan oleh teknologi AI di media sosial seringkali dirancang untuk memanfaatkan kebijakan monetisasi di berbagai platform media sosial. Ada aspek monetisasi di balik konten ini,” ucapnya menegaskan.
Pentingnya Literasi dalam Menangkal Hoaks
Literasi menjadi pondasi yang penting dalam menghadapi arus hoaks. Dalam diskusinya, Richard menekankan suatu upaya yang disebut sebagai literasi emosi.
“Literasi emosi mencakup bagaimana kita mengajari orang terkait cara-cara untuk mengenali bias konfirmasi yang ada dalam diri mereka dan mengedukasi terkait teknik-teknik yang digunakan dalam penyebaran hoaks,” ujarnya.
Selain itu, Richards juga mendorong agar literasi politik dan pemerintahan dapat difasilitasi dan ditingkatkan termasuk bagi masyarakat.
Selain itu, wadah diskusi atau dialog komunitas bagi masyarakat juga perlu dibentuk untuk mengeksplorasi perspektif yang beragam agar terhindar dari terciptanya polarisasi.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.