Liputan6.com, Jakarta - Sebuah Perusahaan Keamanan Siber Kaspersky, memperingatkan organisasi dan individu untuk waspada terhadap deepfake, sebab masih akan menjadi masalah yang lebih besar di masa depan.
Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) dan pembelajaran mesin, telah banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir, sehingga memberikan alat yang lebih canggih bagi pelaku kejahatan siber untuk melancarkan serangannya.
Baca Juga
Pimpinan Klien Perusahaan untuk Kapersky di Afrika, Bethwel Opil mencatat bahwa, penjahat dunia maya masih mencari metode yang lebih mudah dan cepat untuk menyebarkan kampanye mereka. Meskipun waktu dan upaya yang diperlukan untuk membuat serangan semacam itu, sering kali lebih besar dari pada manfaat yang mungkin di dapat.
Advertisement
"Kami mengantisipasi peningkatan serangan yang ditargetkan menggunakan deepfake, terutama terhadap orang-orang berpengaruh dan individu atau organisasi dengan kekayaan yang tinggi di tahun-tahun mendatang, yang dapat dilakukan penyerang untuk membuat deepfake," ujarnya.
Ia menambahkan potensi kejahatan siber dalam hal pemalsuan sudah sangat jelas, mulai dari pemerasan hingga melakukan penipuan keuangan dan menyebarkan informasi yang salah melalui media sosial, dan potensi buruknya mungkin akan signifikan.
Korban Deepfake
Bethwel Opin mencatat bahwa, karyawan sering kali menjadi sasaran utama phising dan serangan rekayasa sosial lainnya, dan hal ini sangat membahayakan perusahaan.
Ia menambahkan bahwa, penjahat dunia maya dapat membuat video deepfake, contohnya dengan menunjukkan CEO sebuah perusahaan mengizinkan pembayaran atau meminta transfer pembayaran kepada karyawannya untuk mencuri dana perusahaan.
"Meskipun teknologi untuk membuat deepfake berkualitas tinggi belum tersedia secara luas, salah satu kasus penggunaan yang paling mungkin terjadi adalah menghasilkan suara secara real time untuk meniru identitas seseorang", ujarnya.
Opil menyimpulkan deepfake merupakan ancaman bagi bisnis dan pengguna individu, karena mereka menyebarkan informasi palsu yang dapat digunakan untuk kegiatan penipuan. menyamar sebagai seseorang tanpa izin mereka dan merupakan ancaman siber yang semakin lazim dan perlu untuk kita waspadai dan hindari.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi Partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.