Liputan6.com, Jakarta - Penyebaran hoaks yang begitu cepat dan masif memiliki dampak yang serius bagi keberlangsungan hidup seseorang, bahkan masyarakat luas. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu waspada dan membiasakan diri melakukan cek fakta ketika menerima informasi.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Penasihat Kebijakan Publik di Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat di Bangladesh, Stephen Ibelli dalam acara bertajuk "The War Against Misinformation Continues: CMIB Wrap Up" yang digelar di EMK Center, Dhaka, akhir pekan lalu.
Baca Juga
Stephen membagikan pengalamannya ketika ia berada di Nigeria. Sebanyak 20 orang meninggal karena meminum air garam akibat hoaks yang beredar di media sosial terkait air garam yang konon bisa menyembuhkan ebola.
Advertisement
“Disinformasi dan misinformasi akan selalu ada dan mungkin akan semakin meningkat, apalagi dengan adanya media sosial,” kata Stephen dilansir dari TBS News.
“Masyarakat perlu memiliki banyak referensi atau sumber dalam memperoleh informasi karena ini akan membantu dalam upaya pengecekan fakta. Di AS, guru mengajari siswanya tentang pengecekan fakta. Pengecekan fakta adalah sesuatu yang perlu kita lakukan sebagai media profesional,” ujar Stephen menambahkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement