Sukses

Kemendikbud Sebut Perkembangan AI Dorong Kemajuan Pendidikan Tinggi di Indonesia

Kemendikbudristek menyatakan, perkembangan teknologi kecerdasaan buatan, dapat mendukung kemajuan pendidikan Indonesia, termasuk di tingkat perguruan tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menyatakan, perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), dapat mendukung kemajuan pendidikan Indonesia, termasuk di tingkat perguruan tinggi.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Abdul Haris mengatakan, pengembangan AI di perguruan tinggi dapat dimanfaatkan untuk memberikan kemudahan belajar bagi para mahasiswa, sekaligus solusi-solusi atas tantangan yang dihadapi.

"Kita sangat berharap pendidikan tinggi ini bisa didukung oleh perkembangan teknologi yang begitu pesat dan memberikan solusi-solusi, serta kemudahan bagi para mahasiswa untuk bisa belajar lebih baik lagi," ujar Haris dikutip dari kemendikbud.go.id, Rabu (1/5/2024).

Ia menambahkan, perguruan tinggi dituntut untuk melaksanakan transformasi digital terhadap sistem pembelajarannya, sehingga tidak lagi menggunakan model tradisional melainkan berbasis digital.

Haris menjelaskan, saat ini AI sudah banyak digunakan di dunia pendidikan termasuk untuk teaching and learning, evaluasi atau assessment memakai AI, hingga pekerjaan administrasi dari dosen melalui AI.

"Banyak sekali manfaatnya, yang paling mudah untuk Riset. AI itu yang paling sederhana tapi paling berarti," ujar Haris.

Menurut Haris, salah satu aplikasi AI adalah ChatGPT, yaitu teknologi kecerdasan buatan yang cara kerjanya memakai format percakapan. Dulu biasanya siswa bertanya kepada guru saat di kelas, sekarang melalui ChatGPT ini, siswa dapat bertanya kepada AI dan secara otomatis memperoleh jawaban dalam waktu singkat.

Meski memiliki manfaat besar, namun AI juga memiliki sisi negatif. Menurut Haris, AI bisa menjadi ancaman bagi dunia pendidikan, jika tidak ada regulasi yang mengatur secara konkret terkait implementasinya.

"AI harus benar-benar dikawal, bagaimana kita mengambil manfaatnya jangan sampai malah merusak. Kalau tidak diatur akan banyak mudaratnya, ini yang saya pikir juga harus kita pagari," ujar Haris.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun , tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Video Terkini