Sukses

Hasil Survei, Warga Australia Tidak Mempercayai Konten Berita Buatan AI

Beberapa warga Australia tidak mempercayai konten-konten berita yang di buat menggunakan teknologi Kecerdasan Buatan (AI). mengapa hal itu bisa terjadi? Berikut penjelasannya.

Liputan6.com, Jakarta- Pesatnya perkembangan teknologi seperti Kecerdasan Buatan (AI), yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat untuk mempermudah segala urusan pekerjaan, membuat AI semakin eksis terkhususnya di industri media. Tetapi AI juga tidak bisa dikatakan sebagai suatu teknologi yang sempurna.

Dikutip dari The Epoch Times, Berdasarkan hasil Survei yang dilakukan pemerintah terhadap media, mengamati penggunaan dan pemahaman masyarakat Australia terhadap AI generative menunjukkan bahwa, masyarakat Australia tidak mempercayai berita-berita yang sepenuhnya ditulis oleh Kecerdasan Buatan (AI).

Survei yang melibatkan 4,892 orang dewasa Australia dan 884 anak-anak untuk survei televisi dan media di tahun 2023, survei tersebut menemukan, 78% masyarakat Australia tidak mempercayai artikel yang ditulis oleh AI. Laporan tersebut mencatat adanya ketidakpercayaan yang tinggi terhadap berita tertulis AI generative, karena kekhawatiran tentang integritas sumbernya.

Sementara itu, dalam survei ini juga mencatat, Sebagian besar responden setuju masyarakat harus sadar dan percaya, karena faktanya Sebagian besar konten berita yang mereka konsumsi secara online, dibuat dengan AI generatif.

2 dari 3 halaman

Akses Berita Online Semakin Meningkat

Hasil survei ini menemukan bahwa masyarakat Australia semakin banyak mengonsumsi berita melalui sumber media online, yang dimana pada tahun 2022 sebanyak 83% dan ditahun 2023 naik menjadi 84%.

Salah satu pernyataan yang terdapat dari hasil survei ini menulis, sumber berita online kini menjadi yang paling umum digunakan, yaitu 84%. Hal ini terutama terjadi pada generasi muda Australia, yang rata-rata berusia 18 tahun.

Sementara itu survei ini juga menemukan bahwa, layanan berlangganan online terus mendominasi di kalangan masyarakat Australia.

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun , tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.