Sukses

Waspada Hoaks Hasil Produk AI Selama Pilkada, Pemerintah Diminta Antisipasi

Pemerintah dianggap perlu mengantisipasi penyalahgunaan teknologi AI khususnya ketika berbicara soal penyebaran hoaks selama Pilkada berlangsung.

Liputan6.com, Jakarta- Teknologi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan seringkali disalahgunakan untuk menyebarkan hoaks dan berakibat pada keresahan masyarakat.

Menjelang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) mendatang, pemerintah dianggap perlu mengantisipasi penyalahgunaan teknologi AI khususnya ketika berbicara soal penyebaran hoaks selama Pilkada berlangsung.

"Nantinya akan banyak deep fake ada personaliti yang dibuat buat apa lagi terutama saat dekat dekat pemilihan (Pilkada)," kata Head Of Consulting Ensign Infosecurity, Aditya Nugraputra dilansir dari Antara, Rabu (15/5/2024).

Aditya menegaskan bahwa pemerintah perlu memberikan edukasi kepada masyarakat terkait cara memilah informasi yang terindikasi sebagai hoaks yang dihasilkan dari teknologi AI. Melalui penyuluhan yang maksimal, harapannya kesadaran masyarakat untuk lebih teliti ketika menerima dan memahami informasi di media sosial dapat tumbuh.

"Agar masyarakat bisa menyaring, mengecek kebenaran informasi ini karena mungkin ada beberapa pihak yang langsung panas yang ‘wah’ emosinya ketika melihat informasi ini," ujar Aditya.

2 dari 3 halaman

Pemerintah Perlu Kembangkan Teknologi Pendeteksi Hoaks

Aditya juga menyampaikan bahwa pemerintah perlu mengembangkan teknologi khusus untuk mendeteksi informasi yang dicurigai sebagai hoaks. Ia juga mencontohkan alat khusus yang mendeteksi campur tangan teknologi AI pada sebuah video.

Berdasarkan penuturannya, alat tersebut mampu mendeteksi keaslian konten dari gerakan suara atau data-data yang dapat diambil.

Dengan teknologi tersebut, lanjut Aditya, pemerintah dapat dengan mudah menyaring informasi yang berkeliaran di media sosial.

“Pemerintah juga harus mengikuti perkembangan teknologi guna mendeteksi modus lain yang mungkin akan lebih moderen dari teknologi AI,” katanya lebih lanjut.

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Video Terkini