Liputan6.com, Jakarta- Perkembangan teknologi meningkatkan potensi produksi dan penyembaran misinformasi secara luas, sebab itu Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mendorong mahasiswa untuk menerapkan etika dan tanggung jawab di ruang digital agar pemanfaatan digital lebih optimal.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menyatakan kehadiran teknologi berbasis machine learning dan software bots yang didukung media sosial meningkatkan potensi produksi dan penyebaran misinformasi secara luas. Oleh karena itu, penerapan etika dan tanggung jawab di ruang digital penting dilakukan pada kalangan mahasiswa agar pemanfaatan digital lebih optimal.
Baca Juga
“Setidaknya terdapat lima prinsip yang bisa menjadi acuan untuk memastikan etika dalam pemanfaatan teknologi digital,” kata Nezar, saat orasi ilmiah Wisuda Program Pendidikan Sarjana dan Sarjana Terapan Periode II Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta, di STMM Yogyakarta, dikutip dari situs resmi Kominfo, Minggu (14/7/2024).
Advertisement
Menurut Nezar, kelima prinsip itu mencakup, pertama prinsip keadilan yang perlu diperhatikan untuk memastikan pemanfaatan teknologi secara kemanusiaan dan non-diskriminatif. Kedua, prinsip otonomi yaitu pendekatan human-centric dalam menggunakan teknologi digital dan data.
Selanjutnya, prinsip ketiga mengacu pada teknologi digital harus digunakan untuk menghasilkan manfaat bagi individu maupun masyarakat. Adapun keempat, prinsip mon-maleficience yang menekankan nilai kelayakan dan penilaian berbasis risiko dan kelima, prinsip transparansi harus diperhatikan agar bisa dipertanggungjawabkan.
Inisiatif Cek Fakta
Mengenai penerapan etika dan tanggung jawab sosial di ruang digital, Nezar menyontohkan inisiatif Mediawise Teen Fact-Checking Network (TFCN).
“Sebuah inisiatif global Generasi Z dalam melawan disinformasi dan menyelenggarakan literasi digital. Dan berhasil memproduksi video fact-checking di berbagai media sosial dengan jumlah penonton mencapai 12 juta dalam 4 tahun, serta melakukan jurnalisme berbasis literasi digital pada Pemilu Brasil 2022," jelasnya.
Nezar pun mendorong para mahasiswa meningkatkan dan mengembangkan literasi digital sebagai dukungan terciptanya ruang digital sehat dan pemanfaatan teknologi digital yang bertanggung jawab.
"Selain untuk meningkatkan adopsi teknologi, literasi digital menyediakan akses masyarakat ke berbagai pekerjaan,meningkatkan inklusi digital, serta membantu akselerasi pembangunan sumberdaya manusia yang mampu memanfaatkan teknologi secara etis dan produktif,” tuturnya.
Nezar menjelaskan upaya Kementerian Kominfo dalam meningkatkan literasi digital masyarakat. Menurutnya, sejak tahun 2017, Kementerian Kominfo telah menginisiasi Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), untuk mendorong peningkatan kecakapan masyarakat dalam pemanfaatan teknologi digital.
“Khususnya pada empat pilar literasi digital meliputi, digital skills, digital safety, digital culture, dan digital ethics," tandasnya.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun , tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.