Liputan6.com, Jakarta- Setelah mantan Presiden Donald Trump ditembak, klaim yang tidak berdasar segera menyebar luas di media sosial tentang apa yang terjadi pada rapat umum di Butler, Pennsylvania, AS. Tanpa bukti yang jelas, banyak unggahan menyalahkan tokoh-tokoh sayap kiri dan membangun gagasan bahwa "deep state" atau komplotan rahasia di dalam pemerintahan berusaha menghentikannya untuk kembali ke Gedung Putih.
Klaim yang belum diverifikasi ini muncul di platform media sosial seperti Gab, Truth Social, dan Parler, yang disukai oleh kelompok sayap kanan. Disinformasi ini juga menyebar di X, Telegram, Facebook, dan Instagram.
Baca Juga
Pakar disinformasi segera mendesak agar berhati-hati dan memperingatkan masyarakat untuk tidak langsung mengambil kesimpulan. Mereka menyebut bahwa akan ada banyak disinformasi tentang siapa yang berada di balik penembakan, siapa yang melakukannya, dan kejadian-kejadian yang menyebabkan peristiwa ini.
Advertisement
Aparat penegak hukum memerlukan waktu untuk menyelidiki apa yang terjadi pada rapat umum tersebut. Video dari acara tersebut menunjukkan Donald Trump terjatuh ke panggung dan telinganya mengeluarkan darah sebelum diantar keluar oleh agen Dinas Rahasia.
Joe Biden Dituduh Jadi Dalang Pelaku Penembakan
Beberapa akun media sosial telah menyebar kabar bahwa seorang pria bersenjata yang memiliki hubungan dengan "deep state" telah menembak dan melukai Trump. Namun, laporan ini tidak menyertakan bukti yang jelas, dan juga menyalahkan lembaga pemerintah seperti FBI dan Centers for Disease Control yang diduga menargetkan Trump.
Perwakilan Mike Collins dari Partai Republik di Georgia dengan cepat menuduh Presiden Joe Biden sebagai dalang di balik penembakan tersebut, tetapi tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut.
"Joe Biden mengirimkan perintah," tulisnya di X. Namun, Collins sendiri tidak dapat memberikan bukti yang meyakinkan terkait klaimnya.
Di sisi lain, beberapa pengguna media sosial mengklaim bahwa pelaku penembakan adalah anggota kelompok sayap kiri Antifa, atau bahkan bertindak atas nama individu transgender. Namun, sekali lagi, tidak ada postingan yang memberikan bukti yang mendukung teori-teori mereka.
Advertisement
Donald Trump Ditembak Saat Kampanye Pilpres AS, Berdarah di Bagian Telinga
Mantan Presiden Donald Trump dievakuasi dengan cepat dari panggung setelah menjadi korban tembakan dalam kampanye Pilpres AS di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS), pada Sabtu (14/7/2024).
Menurut laporan CBS News, Secret Service mengatakan bahwa Trump saat ini dalam keadaan aman dan sedang menjalani pemeriksaan di rumah sakit setempat. Jaksa wilayah Butler County juga mengonfirmasi bahwa dua orang tewas dalam insiden ini, yaitu seorang pria bersenjata dan seorang penonton.
Identitas pria bersenjata tersebut belum diungkapkan. Saat kejadian, para wartawan mendengar suara tembakan yang sangat banyak dan Secret Service segera bereaksi dengan cepat menuju panggung.
Video yang diambil oleh CBS News menunjukkan Trump menyentuh telinganya dan kemudian terjatuh ke tanah. Terlihat darah mengalir dari telinganya. Trump kemudian segera dievakuasi dengan mobil konvoi. Ketika masuk ke dalam mobil SUV, Trump mengangkat tinjunya sebagai tanda semangat.
"Secret Service telah mengambil langkah-langkah perlindungan yang diperlukan dan mantan presiden dalam keadaan aman," kata juru bicara Secret Service, Anthony Guglielmi. "Ini saat ini menjadi penyelidikan aktif oleh Secret Service dan informasi lebih lanjut akan dirilis jika tersedia."
Tidak Ada Ancaman Lebih Lanjut
Dalam sebuah pernyataan, tim kampanye Trump menyatakan, "Presiden Trump mengucapkan terima kasih kepada para penegak hukum dan petugas pertolongan pertama atas respons cepat mereka dalam menghadapi tindakan keji ini. Beliau dalam kondisi baik dan sedang menjalani pemeriksaan di fasilitas medis setempat. Informasi lebih lanjut akan segera diumumkan." Menurut dua sumber penegak hukum yang dihubungi oleh CBS News, tidak ada lagi ancaman yang perlu dikhawatirkan.
Advertisement
Respons Joe Biden
Sambil merespons peristiwa tersebut, Presiden Joe Biden mengungkapkan bahwa meskipun belum berbicara langsung dengan Trump, ia sedang berupaya menghubunginya dan berharap dapat berbicara dengannya malam ini. "
Tidak ada ruang bagi kekerasan semacam ini di Amerika Serikat. Ini benar-benar menyakitkan. Ini sungguh menyakitkan," ungkap Biden dengan tegas.
Seorang reporter kemudian menanyakan kepada presiden apakah ia yakin bahwa ini adalah upaya pembunuhan. Dengan bijak, Biden menjawab, "Saya belum memiliki cukup informasi yang memadai - Saya memiliki pendapat, tetapi tanpa adanya fakta yang jelas, saya ingin memastikan bahwa saya mengetahui seluruh informasinya sebelum memberikan komentar lebih lanjut."