Sukses

Waspadai Cacar Monyet, Deteksi Dini Gejala Jadi Kunci Kesembuhan dan Cegah Penularan

Gejala cacar monyet perlu diwaspadai, terutama pembengkakan kelenjar getah bening yang biasanya ditandai dengan benjolan di area leher, ketiak, atau selangkangan.

Liputan6.com, Jakarta - Untuk mencegah terjadinya kematian akibat cacar monyet atau Mpox, sangat penting bagi masyarakat untuk segera mencari pengobatan jika mengalami gejala kulit yang mencurigakan terkait infeksi virus ini. Hal ini semakin mendesak, mengingat kembali menyebarnya wabah ini di seluruh dunia.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ari Fahrial Syam, mengingatkan agar masyarakat lebih waspada terhadap penularan cacar monyet, terutama bagi kelompok yang rentan, seperti pasien dengan orientasi seksual tertentu dan penderita HIV.

Pentingnya sosialisasi dan edukasi mengenai perilaku seks yang aman serta kebersihan harus menjadi perhatian utama.

"Saya rasa institusi pendidikan juga perlu terlibat dalam sosialisasi ini. Yang terpenting adalah masyarakat sadar bahwa ada peningkatan kasus cacar monyet meskipun tidak terjadi secara masif," ujar Ari Fahrial saat diwawancarai oleh Health Liputan6.com beberapa waktu lalu.

"Kuncinya adalah bagaimana kita bisa mengantisipasi. Seperti yang telah disebutkan, virus ini lebih rentan menyerang orang-orang dengan daya tahan tubuh yang rendah," ujarnya menambahkan.

Pengobatan yang dilakukan lebih awal dapat mencegah penularan virus Mpox. Oleh karena itu, gejala cacar monyet perlu diwaspadai, terutama pembengkakan kelenjar getah bening yang biasanya ditandai dengan benjolan di area leher, ketiak, atau selangkangan.

"Kita juga perlu memahami bagaimana penularan terjadi melalui kontak erat. Yang terpenting adalah jika kita mengetahui ada anggota keluarga atau orang lain yang mengalami kelainan kulit yang dicurigai sebagai cacar monyet, segera bawa mereka untuk berobat. Jika tidak, ada risiko tinggi untuk menyebarkan atau menularkan virus kepada orang lain, " ujar Ari Fahrial yang juga menjabat sebagai Dekan FKUI.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini