Sukses

Deretan Hoaks Seputar Singapura, Simak Faktanya

Hoaks yang mencatut nama Singapura banyak beredar di masyarakat. Hoaks ini muncul dalam beragam tema dan tersebar di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks yang mencatut nama Singapura banyak beredar di masyarakat. Hoaks ini muncul dalam beragam tema dan tersebar di media sosial.

Lalu apa saja hoaks seputar Singapura? Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Tidak Benar Artikel PM Singapura Sebut Indonesia Tidak Akan Maju karena Gila Agama

Beredar di media sosial postingan artikel PM Singapura mengomentari Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama. Postingan itu beredar sejak dua pekan lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 1 September 2024.

Dalam postingannya terdapat artikel CNBC Indonesia berjudul "PM Singapura Sebut: Negara Gila Agama, Negara Yang Tidak Akan Maju ContohNya Indonesia"

Akun itu menambahkan narasi:

"MUI cuek. Egp umat yg gobl*k2 langganan BLT dan negara menjadi eksportir TKW terbesar. Kalau umat gak gobl*k, fatwa turun pamor, MIU dicuekin."

Lalu benarkah postingan artikel PM Singapura mengomentari Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama? Simak dalam artikel berikut ini...

2. Cek Fakta: Tidak Benar Aplikasi PeduliLindungi Buatan Singapura

Informasi terkait aplikasi PeduliLindungi yang disebut buatan Singapura beredar di media sosial. Informasi tersebut disebarkan oleh salah satu akun Facebook pada 16 September 2021. Adanya informasi tersebut juga terdapat unggahan foto dari tangkapan layar dari cuitan dari sebuah akun Twitter dan narasi sebagai berikut:

"Ternyata aplikasi PEDULI LINDUNGI itu aplikasi bikinan SINGAPORE. Gila….

Seluruh data kita direkam Singapore, dan kedaulatan Data Indonesia sudah ada ditangan mereka, meski ini aplikasi Telkom. Mereka tau Alamat kita, tgl Lahir kita, email kita, kita makan apa, kita kemana aja… semua mereka tau. Kalau info ini salah mohon saya di informasikan apa yang salah. 🙏🙏🙏🙏🙏🙏"

"indonesia nga kurang2 orang hebat, kenapa applikasi PEDULI LINDUNGI buatan orang singapura. masalah melindungi data indonesia lemah, padahal programer2 indonesia ndak kalah dengan programer2 luar negeri, contoh yang terbukti KawalPemilu.org adalah situs yang digagas oleh Ainun Najib yang memuat tabulasi dari hasil rekapitulasi," tulis akun Facebook tersebut.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut sudah mendapatkan 14 komentar, 19 disukai, dan 1 kali dibagikan oleh warganet.

Lalu, benarkah aplikasi PeduliLindungi adalah buatan Singapura? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Tidak Benar Informasi Penemuan Singapura Autopsi Jenazah Covid-19

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim penemuan Singapura negara pertama outopsi jenazah Covid-19. Klaim klaim Singapura negara pertama outopsi jenazah Covid-19 dan penyakit tersebut berasal dari bakteri beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

Berikut klaim penemuan Singapura negara pertama outopsi jenazah Covid-19 tersebut:

"() Singapura menjadi negara pertama di dunia yang melakukan otopsi (post-mortem) untuk jenazah Covid-19. Setelah penyelidikan menyeluruh, ditemukan bahwa Covid-19 tidak ada sebagai virus, melainkan bakteri yang telah terpapar radiasi dan menyebabkan kematian manusia dengan pembekuan dalam darah. Penyakit Covid-19 ditemukan menyebabkan pembekuan darah, yang menyebabkan pembekuan darah pada manusia dan menyebabkan pembekuan darah di pembuluh darah, yang membuat seseorang sulit bernapas karena otak, jantung, dan paru-paru tidak dapat menerima oksigen sehingga menyebabkan orang meninggal. dengan cepat.

Untuk mengetahui penyebab kekurangan energi pernapasan, dokter di Singapura tidak mendengarkan protokol WHO dan melakukan otopsi pada COVID-19. Setelah dokter membuka lengan, kaki, dan bagian tubuh lainnya dan memeriksanya dengan cermat, mereka melihat bahwa pembuluh darah melebar dan dipenuhi gumpalan darah, yang menghambat aliran darah dan juga mengurangi aliran oksigen. Di dalam tubuh itu menyebabkan kematian pasien. Setelah mengetahui penelitian ini, Kementerian Kesehatan Singapura langsung mengubah protokol pengobatan Covid-19 dan memberikan aspirin kepada pasien positifnya. Saya mulai mengonsumsi 100 mg dan Imromac. Hasilnya, pasien mulai pulih dan kesehatannya mulai membaik. Kementerian Kesehatan Singapura mengevakuasi lebih dari 14.000 pasien dalam satu hari dan memulangkan mereka. Setelah periode penemuan ilmiah, dokter di Singapura menjelaskan metode pengobatan dengan mengatakan bahwa penyakit ini adalah trik global, “Ini tidak lain adalah koagulasi di dalam pembuluh darah (bekuan darah) dan metode pengobatan. Tablet antibiotik Anti inflamasi dan Minum antikoagulan (aspirin). Ini menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk mengobati penyakit. Menurut ilmuwan Singapura lainnya, ventilator dan unit perawatan intensif (ICU) tidak pernah diperlukan. Protokol untuk efek ini telah diterbitkan di Singapura China sudah mengetahui hal ini, tetapi tidak pernah merilis laporannya. Bagikan informasi ini kepada keluarga, tetangga, kenalan, teman, dan kolega Anda agar dapat menghilangkan rasa takut akan Covid-19 dan menyadari bahwa ini bukan virus, melainkan bakteri yang hanya terpapar radiasi. Hanya orang dengan kekebalan yang sangat rendah yang harus berhati-hati. Radiasi ini juga menyebabkan peradangan dan hipoksia. Korban harus mengonsumsi Asprin-100mg dan Apronik atau Paracetamol 650mg.

Sumber: Kementerian Kesehatan Singapura"

Benarkah klaim penemuan Singapura negara pertama outopsi jenazah Covid-19? Simak dalam artikel berikut ini...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.