Liputan6.com, Jakarta- Masyarakat diimbau untuk tidak terpancing hoaks seiring dengan meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Ibu yang mengalami erupsi kembali, pada Kamis (19/9/2024) sekitar pukul 09.46 WIT.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Ibu Ridwan Djalil mengatakan Gunung Ibu melontarkan abu setinggi 1.000 meter dan berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, condong ke arah timur laut.
Baca Juga
Erupsi tersebut berhasil terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi ± 2 menit 38 detik di Pos Pengamatan Gunung Ibu yang berada di Desa Gam Ici, Kecamatan Ibu.
Advertisement
"Saat ini status Gunung Ibu masih berada di Level III atau Siaga," kata Ridwan, dikutip dari Antara, Jumat (20/9/2024).
Dengan kondisi saat ini, kata dia, diharapkan kepada seluruh pihak menjaga kondusifitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong atau hoaks, dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya, serta mengikuti arahan dari pemerintah kabupaten (pemkab) setempat.
"Masyarakat, instansi pemerintah, maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas maupun rekomendasi Gunung Ibu melalui aplikasi Android Magma Indonesia, website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau https://magma.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG seperti Facebook, Twitter, dan Instagram," ujarnya.
Dilarang Beraktivitas di Radius 4 Km
Pos Pengamatan Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, meminta kepada seluruh warga maupun wisatawan untuk mematuhi edaran terkait larangan beraktivitas di dalam radius hingga 4 km.
"Warga maupun wisatawan diminta tetap patuhi edaran larangan tersebut, menyusul adanya peningkatan aktivitas Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, yang setiap saat terus menerus erupsi dan tidak berada pada wilayah perluasan sektoral berjarak lima km ke arah bukaan kawah, di bagian utara dari kawah aktif," tutur Ridwan.
Menurutnya, jika terjadi hujan abu maka masyarakat yang melakukan aktivitas di luar rumah, khususnya di sekitar gunung api setinggi 1.325 meter dari permukaan laut (mdpl) itu menggunakan masker maupun kacamata, agar mereka bisa terhindar dari paparan abu gunung itu.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.