Sukses

6 Hoaks yang Beredar Sepekan, dari Seputar Kesehatan sampai Lowongan Kerja

Beragam hoaks yang beredar di media sosial dan aplikasi percakapa pun telah diunggkap Cek Fakta Liputan6.com, keberadaan hoaks ini harus diwaspadai agar kita tidak terpengaruh oleh kabar bohong tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Peredaran hoaks di media sosial semakin beragam, informasi bohong ini kerap sulit dikenali sehingga dengan mudah bisa menyesatkan.

Beragam hoaks yang beredar di media sosial dan aplikasi percakapa pun telah diunggkap Cek Fakta Liputan6.com, keberadaan hoaks ini harus diwaspadai agar kita tidak terpengaruh oleh kabar bohong tersebut

Untuk mengetahui ragam hoaks yang sedang beredar, simak daftar hoaks terkini dalam artikel berikut ini.

1. Merendam Kaki dengan Metode Ion Elektrik Bisa Mengeluarkan Racun dari Tubuh

Klaim tentang merendam kaki dengan metode ion elektrik bisa mengeluarkan racun dari tubuh beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 6 Agustus 2024.

Akun Facebook tersebut mengunggah sebuah video mengenai terapi ion elektrik dengan merendam kaki. Video berdurasi 20 detik itu, memperlihatkan seseorang tengah merendam kakinya di dalam bak berisi air.

Selain air, di dalam bak itu ada juga sebuah alat mirip aki. Kemudian, orang dalam video itu mengklaim bahwa racun dalam tubuhnya sudah keluar setelah air di bak berubah warna menjadi keruh.

"25 Menit kemudian, racun yang di dalam tubuh keluar," kata seseorang dalam video tersebut.

Video yang diunggah akun Facebook tersebut telah beberapa dibagikan dan telah direspons sejumlah warganet.

Benarkah merendam kaki dengan metode ion elektrik bisa mengeluarkan racun dari tubuh? Simak hasil penelusurannya dalam halaman berikut ini...

 

2. Link Pencairan KIS BPJS Kesehatan Rp 600 Ribu - Rp 1,2 Juta

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link pencairan kartu KIS BPJS Kesehatan mulai Rp 600 ribu - Rp 1,2 juta, informasi terebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 11 November 2024.

Klaim link pencairan kartu KIS BPJS Kesehatan mulai Rp 600 ribu - Rp 1,2 juta berupa tulisan sebagai berikut.

"Informasi bagi seluruh pemegang kartu kis bpjs Kesehatan, bahwa di dalam kartu tersebut terdapat bantuan mulai 600.000 sampai 1.200.000 , untuk info pencairan langsung klik daftar,"

Tulisan tersebut disertai dengan tautan yang diklaim sebagai situs pendaftaran untuk pencairan kartu KIS BPJS Kesehatan mulai Rp 600 ribu - Rp 1,2 juta.

Berikut linknya.

"https://taplink.cc/bantuan_sosial2024?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTAAAR2lzjxzLVOKWtRq3pLRLlU2fCCtO88yZ_KRBJX6L38EBCtDXzbLAArHzs8_aem_-eYarA-zNZHV_1m7ZV1aZg"

Benarkah klaim link pencairan kartu KIS BPJS Kesehatan mulai Rp 600 ribu - Rp 1,2 juta? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini.....

 

3. Foto Erupsi Gunung Lewotobi

<p>Gambar tangkapan layar foto yang diklaim peristiwa erupsi Gunung Lewotobi. (sumber: Facebook)</p>

Sebuah foto yang diklaim erupsi Gunung Lewotobi beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 8 November 2024.

Dalam foto tersebut terlihat sebuah gunung tampak erupsi, mengeluarkan material vulkanik dan asap tebal. Foto tersebut kemudian diklaim sebagai erupsi Gunung Lewotobi.

"Gunung Lewotobi.

#erupsi

#gunungLewotobi

#FloresTimur

#NTT," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 15 kali dibagikan dan mendapat 50 komentar dari warganet.

Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami erupsi hingga Selasa 12 November 2024. 

Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, tinggi kolom letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki kali teramati mencapai 3.500 meter di atas puncak, atau sekitar 5.084 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung.

Masyarakat dan wisatawan di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki dilarang melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, serta sektoral 9 km pada arah Barat Daya - Barat Laut.

Masyarakat juga diimbau tetap tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yan tidak jelas sumbernya.

Benarkah dalam foto tersebut merupakan peristiwa erupsi Gunung Lewotobi? Simak hasil penelusurannya dalam halaman berikut ini.....

 

2 dari 3 halaman

Hoaks Berikutnya

4. Link Pendaftaran Rekrutmen Bersama BUMN 2024

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link pendaftaran Rekrutmen Bersama BUMN 2024, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 29 Oktober 2024.

Unggahan klaim link pendaftaran Rekrutmen Bersama BUMN 2024 berupa tulisan sebagai berikut:

"Halo Sobat BUMN dan Sobat FHCI! pejuang Rekrutmen Bersama BUMN

REKRUTMEN BERSAMA BUMN 2024!

✨RESMI DIBUKA HARI INI ✨

Yang ditunggu-tunggu tiba juga. 100+ BUMN Grup menyediakan 1800+ lowongan pekerjaanTerbuka untuk 👇 👇

•Lulusan SMA/sederajat, D3, S1/D4 dan S2.

•Gaji 5-50jta/Bulan

•Penempatan sesuai Domisili/Daerah Peserta

•Daftar Online sekarang juga Lebih Mudah

•Login dengan akun Telegram

•Klik Link yg sudah di sediakan👇👇

https://s.id/d4ftarssekarangjugaa2024

Ingat Pendaftaran Gratiisss!!!

Daftar Sekarang Juga ✨"

Tulisan tersebut disertai dengan tautan yang diklaim sebagai link pendaftaran rekrutmen bersama BUMN 2024, berikut linknya.

"https://daftarssekarangjugaas.terbarunews.my.id/"

Benarkah klaim link Rekrutmen Bersama BUMN 2024? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini.......

 

5. Video SPBU Terbakar karena Beli Bensin Pakai QR Code

Sebuah video yang diklaim Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terbakar karena membeli BBM pakai QR code beredar di media sosial. video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 12 Oktober 2024.

Video berdurasi 54 detik itu menampilkan suasana sebuah SPBU terbakar. Api menghanguskan mesin dan atap SPBU, diikuti kepulan asap hitam.

Video tersebut kemudian dikaitkan dengan kabar sebuah SPBU terbakar karena ada konsumen yang membeli bensin dengan metode pembayaran QR code.

"_HADIAH BELI BBM PAKAI QR._ _Dulu hidupin HP di SPBU dilarang, sekarang Wajib QR demi bisnis aplikasi sekelompok orang RAKUS tanpa AKAL SEHAT.__INI HANYA AKIBAT._," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 703 ditonton dan mendapat 10 komentar dari warganet.

Benarkah dalam video itu SPBU terbakar karena membeli BBM pakai QR code? Simak hasil penelusurannya dalam halaman berikut ini.....

 

6. Link Mengecek Penerima Bansos PKH

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link untuk memeriksa penerima bansos PKH, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 9 November 2024.

Klaim link untuk memeriksa penerima bansos PKH berupa tulisan sebagai berikut.

"Kabar Gembira!!!

KPM PKH pemilik KKS ini akan cair double di periode Oktober - Desember 2024

Silakan periksa menggunakan link resmi di bawah ini 👇👇"

Penerima informasi tersebut diarahkan untuk mengklik link yang diklaim sebagai situs untuk memeriksa pencairan bansos PKH.

Berikut linknya:

https://bansosnasional.com/15?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTEAAR0GKVa5nPht1TkSnlunl7xwLteIRatgVXKMjKwxMso18_BI27DqcgKuU-8_aem_F8jViLAZt3g2liiClia9iA

Jika link tersebut diklik, mengarah pada halaman situs yang meminta identitas berupa nama lengkap sesuai E-KTP dan nomor ponsel.

Benarkah klaim link untuk memeriksa penerima bansos PKH? Simak penelusuran hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini.....

 

 

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Video Terkini