Liputan6.com, Jakarta - Isu kesehatan terkait mandi malam kerap menjadi perbincangan, mulai dari klaim bahwa mandi malam bisa menyebabkan rematik, masuk angin, hingga paru-paru basah.
Namun, apakah klaim-klaim tersebut benar? dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD dari Rumah Sakit EMC Pulomas memberikan penjelasannya untuk meluruskan informasi ini. Dokter Dirga menegaskan bahwa mandi malam tidak menyebabkan rematik.
Advertisement
Baca Juga
"Rematik itu gampangnya adalah radang pada sendi. Mandi malam tidak bikin rematik, jadi itu hoaks," jelasnya pada Talkshow Kumpul Cek Fakta Liputan6 di Gedung KLY, Jakarta Pusat, Kamis 28 November 2024.
Namun, ia menambahkan bahwa seseorang yang sudah memiliki rematik atau radang sendi mungkin akan merasa lebih sakit ketika terkena air dingin.
"Tapi bukan penyebabnya, jadi ini beda ya," tambahnya.
Terkait klaim bahwa mandi malam dapat menyebabkan paru-paru basah, dokter Dirga juga menyatakan bahwa itu adalah hoaks.
"Mandi malam tidak ada hubungannya dengan paru-paru basah. Jadi mandi bikin kita radang paru tidak, tapi suhu yang dingin memang menurunkan daya tahan tubuh, jika ditanya penyebab jawabannya tidak," ungkapnya.
Ia mengingatkan bahwa suhu dingin pada malam hari dapat menurunkan daya tahan tubuh. Oleh karena itu, meskipun mandi malam bukan penyebab langsung penyakit, seseorang perlu tetap menjaga kondisi tubuh.
Hoaks lain yang sering terdengar adalah mandi malam bisa menyebabkan masuk angin. Menurut dokter Dirga, istilah "masuk angin" sebenarnya tidak dikenal dalam dunia medis.
"Masuk angin bukan penyakit. Dalam kedokteran, itu tanda tubuh mengirimkan sinyal bahwa kita akan sakit sebentar lagi, sakitnya macem-macem bisa demam berdarah, flu, dan pilek," jelasnya.
Dengan kata lain, mandi malam tidak menyebabkan masuk angin. Namun, jika tubuh sedang tidak fit, mandi malam dengan air hangat bisa menjadi pilihan yang lebih nyaman.
"Masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya pada informasi kesehatan yang belum terverifikasi dan selalu mencari penjelasan dari sumber yang terpercaya," kata dokter Dirga.
Â
Penulis: Aqmarina Aulia Jami
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement