Liputan6.com, Jakarta - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan media sosial, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati terhadap modus penipuan lowongan kerja yang semakin marak.
Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani, mengingatkan bahwa banyak iklan lowongan kerja yang memanfaatkan media sosial untuk menipu calon pekerja, terutama anak-anak muda yang tergiur dengan janji gaji besar di luar negeri.
Advertisement
Baca Juga
"Banyak sekali anak-anak muda, terutama yang tergiur melihat iklan bekerja di Thailand atau negara lain dengan iming-iming gaji besar," ujar Christina dilansir dari Antara, Selasa (10/12/2024).
Christina menyebutkan bahwa kasus penipuan ini sering kali berawal dari iklan lowongan kerja yang disebarkan melalui platform seperti WhatsApp dan Telegram. Para korban ditawari pekerjaan sebagai operator atau admin di Thailand dengan gaji yang menggiurkan.
"Informasi ini tersebar masif melalui gadget kita, sering kali berupa iklan yang menawarkan pekerjaan sebagai operator atau admin di Thailand dengan gaji ribuan dolar. Siapa yang tidak tertarik dengan tawaran seperti itu?" ucap dia.
Namun kenyataannya, setibanya di Thailand, para pelamar justru dipekerjakan sebagai operator judi online atau online scammer, yang merupakan tren baru dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
"Kerjanya menipu orang, misalnya perempuan berpura-pura menjadi laki-laki untuk menghubungi korban melalui WhatsApp. Mereka diberi database untuk melakukan penipuan investasi, dan lain-lain," jelas Christina.
Christina menekankan bahwa banyak pelamar kerja tertipu karena tidak cermat dalam mencerna iklan lowongan kerja di media sosial, terlebih karena prosesnya yang cepat dan mudah.
"Interview dilakukan lewat Zoom, kemudian dibantu membuat paspor, dan langsung berangkat," ujarnya.
Untuk mencegah kasus serupa terulang, Christina mengimbau, masyarakat untuk memverifikasi iklan lowongan kerja yang ditemukan di media sosial dengan menghubungi langsung Badan Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) di wilayah masing-masing. Dia memastikan bahwa petugas di BP3MI memiliki kemampuan untuk melacak asal-usul iklan lowongan kerja tersebut.
"Kita harus selalu cek dan verifikasi. Di era digital seperti sekarang, tidak sulit untuk memverifikasi informasi," tegas Christina.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement