Liputan6.com, Jakarta - Meningkatnya kasus virus Human Metapneumovirus (HMPV) di China menjadi perhatian dunia. Sebab, virus tersebut menyebar dengan cepat dan memicu peningkatan kasus di wilayah utara China. Kini, virus tersebut dilaporkan terdeteksi di Indonesia.
HMPV adalah virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan pada manusia. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 oleh para peneliti di Belanda dan termasuk dalam keluarga Pneumoviridae, yang juga mencakup virus seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV). Meskipun relatif baru ditemukan, penelitian menunjukkan bahwa HMPV telah beredar pada populasi manusia selama beberapa dekade.
Advertisement
Baca Juga
Terkait hal ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau, masyarakat agar tetap tenang, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.
"HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV," kata Budi mengutip laman resmi Kemenkes, Rabu (8/1/2025).
Penularan HMPV terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, seperti percikan air liur atau droplet saat batuk maupun bersin. Virus HMPV juga dapat menyebar melalui kontak dengan tangan atau benda yang telah terkontaminasi, seperti mainan atau gagang pintu.
Virus ini biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tetapi berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.
Gejala HMPV bervariasi dari ringan hingga berat, bergantung pada usia dan kondisi kesehatan individu. Biasanya gejala umum yang terjadi seperti batuk, demam, hidung tersumbat atau berair, sakit tenggorokan, sesak nafas (pada kasus berat), mudah lelah dan hilang nafsu makan, terutama pada anak kecil.
Pada kasus yang lebih parah, virus ini dapat menyebabkan bronkiolitis, pneumonia, dan komplikasi pernapasan lainnya yang memerlukan perawatan medis intensif.
Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
Caranya mudah:
* Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse
* Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”
* Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”
* Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya
Pencegahan Virus HMPV
Hingga saat ini, belum ada vaksin khusus atau obat antivirus spesifik untuk HMPV. Pencegahan terbaik melibatkan praktik kebersihan dan perlindungan diri.
"Meski belum ada vaksin khusus untuk HMPV, menjaga kelengkapan vaksinasi untuk penyakit pernapasan lain tetap sangat penting sebagai bagian dari upaya pencegahan menyeluruh," kata Ketua Satuan Tugas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dokter Sukamto Koesnoe, mengutip dari kanal Health Liputan6.com, Rabu (8/1/2025).
Juru Bicara Kemenkes RI, drg. Widyawati, MKM, menyatakan bahwa langkah pencegahan, seperti menjaga pola hidup sehat, rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan memakai masker di tempat umum, dapat efektif dalam menekan risiko penularan penyakit.
"Kami mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan," jelas Widyawati mengutip laman resmi Kemenkes, Rabu (8/1/2025).
Karena belum ada pengobatan khusus untuk HMPV, perawatan biasanya bertujuan untuk meredakan gejala dengan istirahat yang cukup, minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, mengonsumsi obat penurun demam dan Pereda nyeri (seperti paracetamol), jika kondisi memburuk, mungkin diperlukan terapi oksigen atau perawatan di rumah sakit.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.