Citizen6, Jakarta Kabar membanggakan datang dari perhelatan Global Entrepreneurship Summer School (GESS), pada 18-29Â September 2013 silam, di Munich, Jerman. Pada tahun tersebut GESS mengambil tema "Rethinking Education", yang fokus membahas masalah di pendidikan secara global.
William Lautama (@WilliamLautama) mahasiswa Teknik Industri ITB merupakan salah satu dari 35 peserta yang diseleksi dari seluruh dunia sebagai satu-satunya perwakilan Indonesia.
Ketiga puluh lima pemuda yang memiliki minat pada bidang entrepreneurship tersebut dikumpulkan di Strascheg Center for Entrepreneurship untuk menghasilkan solusi inovatif yang dapat menyelesaikan masalah dengan skala global.
GESS merupakan program tahunan yang diselenggarakan oleh 4Entrepreneurship, sebuah institusi gabungan 4 universitas di Munich, Jerman dan lembaga entrepreneurship, masing-masing LMU Entrepreneurship Center (Ludwig-Maximilians-Universitat, Munich), the Center for Technology and Innovation Management (uniBw Munich), the Strascheg Center for Entrepreneurship (University of Applied Sciences, Munich), and the UnternehmerTUM (Technische Universitat, Munich).
Perhelatan bergensi ini menghadirkan berbagai peserta dari berbagai negara seperti Jerman, Itali, Belanda, Spanyol, Argentina, Brazil, Mexico, Nigeria, India, Vietnam, Taiwan, dan lain-lain. Semua peserta bekerja dalam tim internasional dan multidisplin untuk menyusun konsep bisnis yang memiliki pengaruh sosial yang besar di bidang edukasi. Pengembangan konsep juga turut dibantu oleh tim Summer School yang berpengalaman.
Angkat Tema Bullying sebagai Isu Utama
Dalam program GESS ini, seluruh peserta diberi materi mengenai bagaimana mengkaji dan menganalisis masalah serta bagaimana membangun bisnis sosial yang baik pada 3 hari pertama. Pada 6 hari berikutnya, seluruh peserta dibagi menjadi 6 tim secara acak untuk berdiskusi dan merumuskan konsep bisnis sosial terbaik sebagai solusi. William berhasil mengharumkan Indonesia, bersama tim "Lo Hoop" dan terpilih sebagai Overall Winner Team.
Materi yang dibawakannya bertujuan untuk membantu para korban "bullying" sebagai masalah sosial yang ingin diselesaikan. Mengapa bullying dipilih oleh William dan kawan-kawan? Dikarenakan keprihatinan William akan dampak bullying terutama dalam ranah eduaksi.
Bullying dapat terjadi dalam bentuk verbal, virtual, kekerasan fisik, penurunan kinerja, atau bahkan bunuh diri. Konsep solusi yang ditawarkan William dan kawan kawan-kawan adalah sebuah aplikasi dengan target pengguna korban bullying dan orang-orang yang pernah berada di posisi korban.
Pengalaman tak ternilai
Â
Selama mengikuti GESS, William mengaku mendapatkan banyak hal. Mengenal entrepreneurship dari sudut pandang yang lebih luas; berkesempatan mengenal sistem pendidikan, ekonomi, sosial, maupun budaya dari berbagai negara di dunia, dan pengalaman bekerja dalam sebuah tim internasional dengan anggota tim dari Jerman, Argentina, dan Ukraina.
"Tidak hanya kuliah dan materi, saya juga berkesempatan menikmati kota Munich dan mengikuti Oktoberfest, festival terbesar di Jerman," ujar William.
Â
Keikutsertaan William dalam program Global Entrepreneurship Summer School didukung oleh Socentix, Social Entrepreneurship Investment Exchange, sebuah platform untuk investasi bisnis yang peduli terhadap lingkungan dan berbasis sosial. Tujuan Socentix adalah menyelamatkan planet dan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik untuk hidup bagi semua. (Mar)
Â
Baca juga:
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai Kamis, 20 Februari 2014 sampai dengan 6 Maret 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Pekerjaan Impian". Ada merchandise eksklusif dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.