Sukses

[Arti Pemilu] Rakyat Harusnya Tak Terpancing Janji Manis

Pesta demokrasi, yaitu satu momen dimana seluruh rakyat Indonesia terdaftar sebagai pemilih dan akan menentukan nasib bangsa ke depan.

Citizen6, Jakarta Beberapa hari lagi, Indonesia kembali merasakan pesta demokrasi terbesar lima tahunan. Satu momen dimana seluruh rakyat Indonesia yang terdaftar sebagai pemilih akan menentukan mau dibawa kemana bangsa ini dalam lima tahun ke depan.

Suhu perpolitikan pun sudah mulai terasa panas mulai di awal tahun. Para partai politik (parpol) sudah gencar melakukan manuver-manuver politiknya. Ini bisa dilihat dari intensitas iklan parpol yang bermunculan di media massa meski saat itu pelaksanaan waktu kampanye belum resmi dibuka.

Hal ini dilakukan tak lain untuk meningkatkan popularitas parpol di mata masyarakat, terutama bagi mereka para new comer seperti Parta Nasional Demokrat atau Partai Persatuan dan Kesatuan Indonesia pimpinan Sutiyoso.

Di arena pemilihan umum (pemilu) mendatang, banyak taktik dilakukan parpol untuk mendulang banyak suara, demi melanggengkan kekuasaan di Senayan. Salah satu cara populer yang dilakukan adalah memasang public figure sebagai calon anggota legislatif.

Para pesohor negeri yang nyaleg pun memiliki profesi beragam, mulai dari aktor atau aktris, penyanyi, pelawak hingga model kawakan. Jika dilihat sekilas dunia hiburan yang biasanya akrab dengan mereka berbeda jauh dengan panggung politik yang nantinya akan mereka rasakan jika terpilih. Pertanyaan selanjutnya, apa mereka bisa mengemban amanat yang nanti akan diterima?

Parpol saat ini seakan mati dan tidak memiliki kader yang pas untuk ditempatkan sebagai caleg-caleg mereka yang bertanding di arena pemilu mendatang. Kebanyakan lebih memilih jalan pintas memilih para public figure yang memang sudah dikenal masyarakat luas. Tak peduli mereka ini memiliki kapabilitas di bidang politik, asal bisa meraup suara dan menang dalam pemilu, itu lebih dari cukup.

Asal "comot" calon inilah gambaran jelas yang terpampang saat ini. Demi kepentingan parpol mereka rela mengorbankan kepentingan konstituen yang kelak akan mereka wakili.

Miris sekali, satu kata yang mungkin menggambarkan fenomena ini. Ajang pemilu yang diharapkan akan menjaring para wakil rakyat berkualitas, mereka yang memang bisa dipercayai memperjuangkan amanah rakyat dalam lima tahun belakangan, yang bisa membawa perubahan ke arah lebih baik malah diakali oleh para oknum parpol.

Para pesohor negeri seolah dijadikan boneka politik, disulap menjadi kader politik yang bahkan tidak mengerti tetek bengek perpolitikan, dipoles sedemikian rupa agar bisa menarik suara masyarakat. Sepatutnya masyarakat kita saat ini lebih cerdas, tidak terpancing janji-janji manis berujung pahit para parpol.

Lebih bijak memilih para caleg nantinya bukan karena hanya persoalan dia artis terkenal atau tidak, tapi memang memilih yang benar-benar berkompeten dan memiliki track record baik. (Yunni Wulan Ndari/mar)

Penulis
Yunni Wulan Ndari ((Mahasiswi Universitas Diponegoro)
Jakarta, yunnisoetxxx@gmail.com
Twitter: @YunniSoetomo

Baca juga:

[Art Pemilu] Rakyat Sudah Apatis dengan Pemilu 2014?
[Arti Pemilu] Pesta yang Seharusnya Dinikmati Semua Rakyat
[Arti Pemilu] Pesta Demokrasi Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Mulai Rabu 19 Maret 2014 sampai dengan 3 April 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Apa Arti Pemilu Buatmu". Ada hadiah utama LinkSys Smart Wi-Fi Router untuk satu pemenang dan merchandise spesial untuk 5 tulisan terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

Video Terkini