Liputan6.com, Jakarta Tiba-tiba saja suasana di seluruh negeri menjadi sangat menyeramkan. Betapa tidak, kawasan yang biasanya aman-aman saja sekarang jadi banyak penunggunya. Pohon dihampir semua pinggir jalan hingga wilayah paling pelosok ada penunggunya. Tembok-tembok juga ada penunggunya.
Ketika kita berjalan sendirian, seakan-akan ada banyak mata yang mengawasi. Mata-mata yang haus perhatian. Para penunggu itu sebenarnya hanya ingin dikenal tapi dengan cara yang sangat instant. Kasihan sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi? Mereka ingin lebih dekat dengan cara yang salah. Menjadi Penunggu? Bukankah itu sangat menyeramkan dan mengganggu???
Bahkan di Hutan pun mereka masih saja ingin menjadi Penunggu Pohon. Setan beneran terpaksa mengalah, mungkin sudah ada perjanjian sewa pohon. Semoga masa sewa pohon dan temboknya segera berakhir agar mereka segera dikumpulkan dalam satu bangunan. Entah itu Gedung Dewan Penunggu atau Rumah Penungguan.
Penulis:
Nurul Hidayah
Advertisement
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai Rabu 19 Maret 2014 sampai dengan 3 April 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Apa Arti Pemilu Buatmu". Ada hadiah utama LinkSys Smart Wi-Fi Router untuk satu pemenang dan merchandise spesial untuk 5 tulisan terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.