Citizen6, Surabaya Gelombang semangat literasi terus mengalir deras. Yang terbaru, Surabaya mencanangkan program kota literasi pada Hari Pendidikan Nasional 2 Mei lalu. Hal ini mendorong masyarakat luas di daerah-daerah lain untuk semakin melek literasi.
Menandai dua tahun kiprahnya di bidang tulis-menulis, Sirikit School of Writing yang berpusat di Surabaya mengadakan seminar memajukan peradaban bangsa melalui penciptaan iklim literasi pada 15 Juni 2014 di aula Telkom Ketintang, Surabaya.
Narasumber yang dihadirkan merupakan pegiat literasi seperti sejarawan Dukut Imam Widodo, Prof Dr Warsono MS, dan Direktur PPG Unesa Prof Dr Luthfiyah Nurlaela MPd.
Menurut Sirikit Syah, direktur Sirikit School of Writing (SSW), sebuah bangsa yang maju tidak terlepas dari budaya literasi yang kuat. ”Yunani Kuno masih dikenang dunia karena produk literasinya yang ditulis oleh para ilmuwannya seperti Plato, Socrates, Aristoteles, dan lain-lain. Kami berharap, kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat umum untuk menciptakan budaya literasi yang baik agar peradabannya maju,” tuturnya.
Mantan wartawan Surabaya Post itu menambahkan, tradisi ilmu yang paling strategis untuk dimiliki adalah kemampuan literasi, terutama menulis. Ia juga mengingatkan adanya perang ideologi di era global saat ini. ”Kini yang dihadapi bukan lagi perang senjata. Yang ada ialah perang ideologi, yang disampaikan melalui literasi,” paparnya.
Di sela-sela seminar literasi tersebut, diluncurkan buku Boom Literasi: Menjawab Tragedi Nol Buku yang ditulis 16 pegiat literasi dari alumnus Unesa.
Dalam acara itu juga dilakukan deklarasi Jawa Timur sebagai pusat gerakan literasi nasional oleh para pegiat literasi, tokoh pendidikan, dan profesional. Beberapa lembaga yang ikut dalam deklarasi tersebut adalah SSW, Unesa, Telkom Indonesia, Jaringan Literasi Indonesia, Indonesia Menulis, Eureka Academia, ICMI Jatim, dan IGI. Dengan adanya deklarasi ini, kata Sirikit, seluruh pihak terkait berkomitmen untuk terus meningkatkan gerakan literasi di berbagai bidang.
”Dengan sebuah gerakan literasi yang masif, ke depan diharapkan Indonesia mampu mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Itu bisa dilakukan melalui penciptaan budaya literasi yang kuat,” tegasnya. (eko)
Advertisement
Penulis:
Eko Prasetyo
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com