Sukses

Tradisi Syawalan Unik di Kaliwungu

Salah satu bentuk penghormatan terhadap makam orang-orang saleh itu, di Kaliwungu Kendal Jawa tengah dikenal dengan tradisi syawalan.

Citizen6, Kendal Puncak tradisi syawalan di Kaliwungu Kendal  Jawa Tengah/ diisi dengan ziarah ke makam wali dan ulama penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Ribuan warga dari berbagai daerah di sekitar Kendal ini, mulai memadati komplek makam wali, Sabtu petang untuk mengalap berkah. Selain berziarah, tradisi syawalan ini juga sebagai wahana mengenal perkembangan Islam melalui wisata religi di sekitar komplek makam ini.

Satu tradisi dan budaya Islam Jawa yang masih hidup saat ini adalah adanya penghormatan kepada makam-makam orang suci, baik ulama atau kyai. Salah satu bentuk penghormatan terhadap makam orang-orang saleh itu, di Kaliwungu Kendal Jawa tengah dikenal dengan tradisi syawalan. Tradisi tahunan ini/ memperingati wafatnya ulama/ serta wali penyebar agama islam di pesisir pulau jawa/  yang diadakan sepekan setelah hari raya idul fitri.



Ribuan warga dari berbagai daerah  di sekitar Kaliwungu Kendal Jawa Tengah memanjatkan doa di depan makan kyai Asy’ari atau yang dikenal dengan kyai guru serta makan ulama lainnya seperti sunan Katong dan wali Musyafa.

Tradisi tahunan ini/ awalnya hanya  kegiatan ziarah mengirim doa di makam kyai Asy’ari yang  dilakukan oleh keluarga dan keturunannya. Namun ramainya keluarga yang berziarah, diikuti warga dan hingga sekarang selalu ramai dikunjungi untuk memanjatkan doa.

Warga rela berjalan kaki lima kilometer menaiki bukit, menuju komplek makam aulia Kaliwungu. Di komplek makam Kyai Asyari pendiri masjid besar Kaliwungu, ribuan peziarah ini rela berdesakan dan menunggu giliran masuk ke komplek makam. Bagi yang tidak ingin berdesakan, warga rela duduk di luar komplek makam dan memanjatkan doa.

Warga yang datang mengaku sudah menjadi keharusan, mendatangi makam-makam para wali dan ulama ini untuk menghormati serta mengharapkan berkah. Warga biasanya datang secara rombongan/ dan memanjatkan doa di makam kyai guru yang mendirikan masjid al mutaqin kaliwungu kendal jawa tengah.



Tradisi syawalan di kaliwungu ini dijadikan agenda tahunan dan akan dikembangkan menjadi wisata religi. Bupati Kendal Widya Kandi Susanti mengatakan tradisi ini bukan hanya kegiatan rutin tahunan  tapi bisa dijadikan wisata budaya dan religi.
 
Objek lokasi ziarah kini melebar bukan hanya kepada makam Kyai Asy’ari tetapi juga ke makam Sunan Katong, Pangeran Mandurarejo, makam kyai mustofa, kyai musyafa  dan kyai rukyat. Namun dari sejumlah makam aulia Kaliwungu, yang selalu menjadi pusat keramaian untuk berziarah adalah makam sunan katong dan kyai guru.

Dua petilasan ini menjadi tujuan utama warga yang akan memanjatkan doa sehingga wajar jika di dua tempat tersebut warga berdesak-desakan berebut ingin masuk ke dalam makam. Ziarah pada tradisi syawalan di Kaliwungu ini, memang ramai saat sore hingga malam hari. Semakin malam jumlah pengunjung yang ingin berziarah semakin banyak sehingga arus lalu lintas menjadi macet.

Penulis:

Wahyudi   

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

Saat ini Citizen6, juga mengajak blogger untuk kolaborasi. Jika punya postingan baru, kirim alamat atau url websitenya ke kami. free.Â