Citizen6, Jakarta Bayangkan kalau Anda sedang mengalami ini. Saat Anda masuk ruangan, percakapan teman-teman sekantor Anda berhenti hingga teman kerja melirik saat Anda lewat. Bahkan suasana kantor sedang riuh, tetapi tak seorang pun memberitahu Anda apa alasannya. Mengapa? Soalnya Andalah yang sedang digosipkan.
Anda mungkin bingung saat sedang jadi bahan omongan orang-orang satu kantor. Bertindak berlebihan atau salah bicara berpotensi memperkeruh suasana. Tetapi mengabaikan gosip juga dapat merusak reputasi atau bahkan karier Anda. Serba salah, bukan?
Nah, ternyata ada teknik khusus menangani masalah gosip ini yang dijabarkan oleh para konsultan karier yang memahami persoalan ini.
Advertisement
Dana Brownlee, Presiden Professionalism Matters, firma pelatihan korporasi di Atlanta, Amerika Serikat ini mengatakan, jika rumornya tidak merusak atau sumber gosip tidak kredibel di mata kolega Anda sebaiknya jangan dipedulikan.
Tanya diri Anda "apakah layak urusan ini diperjuangkan habis-habisan?" kalau tidak layak, ya abaikan saja. Kalau bersikap salah Anda malah membenarkan sebuah rumor dan menjadikannya lebih besar dengan terlihat marah.”
Biasanya gosip yang tidak berdasar atau tidak sesuai fakta dapat hilang dengan penyangkalan sederhana. Kalau Anda merasa bahwa gosip itu bisa meruntuhkan reputasi atau menghambat kerja Anda, makan sebaiknya berikan respon yang lebih tegas.
Hanya saja patut diingat, tak semua gosip itu buruk. Riset menunjukkan perbincangan di tempat kerja dapat mengurangi stres atau frustrasi saat beberapa staf merasa diperlakukan tidak adil. Bahkan rumor bisa memotivasi pegawai yang egois atau tidak bekerja maksimal agar mengoptimalkan kemampuannya.
Brownlee mengatakan, Anda memang sebaiknya tidak mendorong teman kerja menjadi defensif saat bertanya pada mereka soal penyebaran gosip. Hindari pemakaian kata “gosip" yang bernilai rasa negatif. Sebab bisa saja yang dianggap sebagai gosip oleh seseorang bisa berarti “pembagian informasi” bagi orang lain.
Menurut Brownlee, sebaiknya jangan melontarkan tuduhan langsung seperti “Saya dengar kamu menyebarkan gosip bahwa saya berselingkuh dengan bos.” Coba ganti kalimat itu jadi seperti ini “Saya tahu Bob dan saya kerap bekerja sampai larut untuk proyek ini, makan siang dan lebih sering menghabiskan waktu bersama. Kemarin saya sadar, orang mungkin mengira ada sesuatu di antara kami. Tentunya saya tidak menganggap kamu akan berpikir demikian. Saya hanya ingin memperjelas ini kalau kenyataan sesungguhnya jauh berbeda.”
Michele Woodward, konsultan eksekutif di Washington, D.C. Woodward memberi saran tambahan lain. Menurutnya, mengaku pada teman kerja yang “akan mendukung atau menjadi pembela Anda saat Anda tidak di ruangan” dapat berfungsi sebagai alat bela diri Anda. Woodward menyarankan Anda sebaiknya membentuk “pertemanan” kuat pada tiga level di kantor seperti jajaran bos, anak buah, dan pada level Anda.
Pengirim:
Sapere Aude
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com