Sukses

5 Kuliner Wajib Dicoba Saat Berkunjung ke Lombok

Makanan-makanan berikut hanya ada di Lombok. Belum datang ke Lombok namanya kalau belum mencicipi makanan-makanan tersebut.

Citizen6, Jakarta Kalau kamu berkunjung ke suatu daerah, selain objek wisata, tentu kamu mencari kuliner unik yang terdapat di daerah tersebut bukan? Nah, kalau berkunjung ke Lombok, jangan lupa cicipi kuliner-kuliner khas Lombok berikut ini.

1. Plecing Kangkung Khas Lombok

Kangkung sudah sangat akrab di lidah masyarakat Indonesia. Tetapi ada yang berbeda pada plecing kangkung khas Lombok, Nusa Tenggara Barat ini. Kangkung yang digunakan untuk memasak Plecing ini juga sangat khas. Tidak seperti tanaman kangkung yang biasa tumbuh di Pulau Jawa, kangkung khas Lombok ini berupa kangkung air yang biasanya ditanam di sungai yang mengalir dengan metode tertentu sehingga menghasilkan kangkung dengan batang yang besar dan renyah. Kangkung di daerah ini memang sangat terkenal, teksturnya lembut sehingga tidak terasa alot walaupun kita makan hingga ke batangnya.

Plecing kangkung yang renyah dipadukan dengan  sambal yang terbuat dari tomat yang diolah dan di racik dari cabai rawit serta terasi Lengkare yang gurih dan manis. Terasi inilah yang makin memperkaya rasa plecing kangkung serta  bumbu urap. Anda dapat mencicipi plecing kangkung di setiap Rumah Makan, namun Rumah Makan yang terkenal dengan Plecingnya adalah Rumah Makan Dua-EM bersaudara yang berlokasi di Jl. Transmigrasi 99 Mataram. Mampirlah untuk merasakan sensasi kelezatan plecing kangkung khas Lombok.

2. Ayam Taliwang

 

Tidak lengkap rasanya jika datang ke Lombok tetapi tidak mencicipi Ayam Taliwang khas Lombok. Masakan Ayam Taliwang dapat kita temui di Rumah Makan Padang, rugi bila Anda tidak mencicipi Ayam Taliwang Khas Lombok di tempat asalnya. Menu Ayam Taliwang menggunakan ayam kampung yang berumur tidak terlalu tua sekitar tiga sampai empat bulan, karena ayam akan terasa lebih manis tanpa tambahan pemanis dan akan lebih empuk.

Ayam Taliwang dapat disajikan dengan cara digoreng atau dibakar dengan kayu nangka atau kayu kopi. Kayu jenis ini memberikan aroma lebih enak dan nyala api yang lebih lama.Jika menggunakan kompor gas atau arang, aroma yang dihasilkan akan berbeda. Rasakan kenikmatan Ayam Taliwang di sela liburan Anda di Lombok, datanglah ke Rumah Makan Ayam Bakar Taliwang Irama yang berada di kawasan Cakranegara, serta bisa juga di Warung Bang Udin yang tidak pernah sepi pengunjung.

3. Sate Bulayak

Lezat! Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kelezatan Sate Bulayak. Bulayak adalah sejenis lontong yang dibungkus dengan daun aren atau daun enau dengan bentuk memanjang seperti spiral, sehingga untuk membukanya harus dengan gerakan memutar. Hampir sama dengan lontong, bedanya masakan Jawa itu dibungkus dengan daun pisang. Hampir mirip juga dengan ketupat, tetapi Bulayak lebih lembut dan gurih dibanding ketupat maupun lontong.

Bulayak disajikan dengan sate atau jeroan yang dilumuri bumbu khas Sasak ditambah kucuran air jeruk nipis dan sambal. Bumbunya terbuat dari kacang tanah yang disangrai dan ditumbuk, lalu direbus dengan santan dalam jumlah dominan. Cara menghidangkan Sate Bulayak juga unik. Penjual biasanya tidak menyediakan garpu maupun sendok sehingga Anda harus menikmati sate ini dengan cara dicocol pada bumbu sate yang sudah disediakan. Anda dapat mengunjungi beberapa objek wisata seperti halaman Pura Lingsar, Taman Narmada, Taman Suranadi, Makam Loang Baloq hingga di beberapa sudut Pantai Senggigi serta di Jalan Udayana.

4. Sate Rembiga

Lombok masih punya sate yang juga tak kalah enak dan khas, yakni Sate Rembiga. Dinamakan “Rembiga” karena berasal dari nama sebuah desa Rembiga yang berada di dekat bekas Bandara Selaparang. Sate yang berbahan utama sapi ini rasanya sangat lezat, perpaduan antara gurih, manis dan pedas.Memang akan lebih afdol jika Anda menikmati Sate rembiga di warung dimana sate ini pertama dikenalkan. Warung Rembiga di Jalan Dakota Nomor 2 Rembiga Mataram ini sudah berdiri sejak 25 tahun lalu.

Lokasinya memang tidak tepat di pinggir jalan raya namun cukup srategis membuat warung ini menjadi pilihan utama untuk mengisi perut yang kelaparan sekaligus bagi yang ingin menikmati kuliner khas Lombok. Bersiaplah untuk berdesakan dengan pembeli lain apalagi di jam-jam makan siang dan makam malam.Bahan yang dibutuhkan untuk membuat sate Rembiga ini sangatlah sederhana dan mudah untuk dicari yaitu cabe rawit, terasi, bawang putih, garam, gula dan tentu saja daging sapi. Daging sate khas Rembiga ini dipotong kecil-kecil. Sebelum dimasak, dagingnya direndam dengan bumbu hingga 3 jam supaya meresap. Dengan komposisi yang pas dan kombinasi rasa yang seimbang, akan menghasilkan rasa sate yang enak walaupun racikan bumbunya sangat sederhana.

5. Nasi Balap Puyung

Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat ternyata tidak hanya surga pantai dan keindahan bawah laut saja namun juga makanan enak. Anda harus merasakan Nasi Balap Pucung yang pedasnya membuat orang ketagihan. Makanan yang sudah merambah hingga pasar mancanegara ini harus Anda masukkan kedalam daftar sajian kuliner yang harus dicicipi.Secara tampilan, menu Nasi Balap Puyung ini tidak terlalu istimewa. Hanya berisi suwiran daging ayam yang diolah bersama cabai, kacang kedelai, taburan udang kering, abon serta belut goreng. Kekuatan makanan ini adalah terletak dari rasa pedas bumbunya yang sederhana. Sedangkan bumbu ayamnya terdiri dari cabai, bawang putih dan terasi. Untuk perbandingan, jika kita memasak 10 kg ayam, komposisi cabainya sekitar 1 kg dan sedikit bawang putih serta terasi.

Tempat yang terkenal nasi balap pucungnya di Lombok berada di nasi balap pucung cap Inaq Esun di Desa Puyung, Lombok Tengah. Jika malam semakin larut, tempat makan ini semakin ramai pembeli. Keistimewaan nasi milik Inaq Esun ini adalah karena tidak memakai bahan pengawet alias bahan-bahannya alami dan diproses dengan bumbu tradisional khas Sasak. Pedasnya nasi ini memang sangat nendang. Para pembeli yang datang selalu repot mengelap keringat yang bercucuran karena menahan pedas. Selamat mencoba!

Pengirim         : Maghfira Aini F.

Asal                 : Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro