Liputan6.com, Jakarta Setiap kali menjelang tahun baru, jalanan akan mulai diramaikan oleh para pedagang terompet dan kembang api. Pesta kembang api dan meniup terompet seolah menjadi ritual yang tidak pernah terlewatkan setiap kali kita menyambut pesta pergantian tahun. Tahukah kalian sejak kapan kembang api ditemukan hingga menjadi bagian dalam banyak perayaan?
Kembang api menurut cerita berasal dari China sekitar 2000 tahun silam atau sekitar abad ke-9. Penemuannya pertama kali dikarenakan sebuah kecelakaan yang dilakukan oleh seorang juru masak. Si Juru Masak ini tanpa sengaja mencampurkan arang, sulfur, dan sodium nitrat (saltpeter) yang kemudian terbakar ketika dimampatkan dalam tabung bambu, lalu meledak. Sebenarnya, penemuan ini sedikit membingungkan sebagai penemuan serbuk senjata atau kembang api.
Baca Juga
Versi cerita lainnya terkait kembang api ini melibatkan seorang biksu dari China yang bernama Li Tian. Li Tian yang hidup di Provinsi Hunan dicatat sebagai orang yang menemukan kembang api 1000 tahun lalu. Masyarakat China merayakan penemuan tersebut setiap tanggal 18 April. Kembang api, mungkin hingga sekarang, dipercaya memiliki kekuatan untuk menangkis kekuatan jahat yang ketakutan karena suara menggelegar yang dihasilkan si kembang api.
Serbuk kembang api atau bubuk mesiu dari China ini kemudian baru tiba di Eropa di Abad ke 13 dibawa oleh seorang penjelajah ternama, Marco Polo. Di Eropa, serbuk yang disebut serbuk hitam (black powder) ini lebih banyak digunakan untuk kepentingan militer dan persenjataan. Baru kemudian di abad 18, Jerman dan Italia menjadi pioneer dalam produksi kembang api. Kembang api menjadi primadona dalam perayaan-perayaan terutama di Inggris di masa pemerintahan Ratu Elizabeth I, hingga Shakespeare menyebut Sang Ratu sebagai "Fire Master of England". Industri kembang api kemudian berkembang di tahun 1900-an.
Jadi, kembang api yang ditemukan karena kecelakaan yang tidak sengaja di abad 9 ini baru menjadi trend di abad 18. Waktu yang cukup panjang bukan setelah menjelajahi separuh dunia melalui perjalanan Marco Polo?
Advertisement