Sukses

Publik Antusias Melihat Pameran `Aku Dipenogoro`

Kali ini pameran yang berlangsung di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat tersebut bertajuk “Aku Diponegoro".

Citizen6, Jakarta Goethe-Institut Indonesian bersama Galeri Nasional Indonesia kembali menggadakan pameran yang berlangsung pada 12 Februari 2015 - 8 Maret 2015. Kali ini pameran yang berlokasi di Galeri Nasional (Galnas) Indonesia, Jakarta Pusat tersebut bertajuk  “Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa, dari Raden Saleh Hingga Kini”.

Nyatanya banyak publik khususnya para pemuda yang penasaran dengan sosok figur pemimpin perang di Jawa tersebut yang digambarkan melalui lukisan. Terlihat pada Jumat, 13 Februari 2015 suasana di Galnas nampak ramai dengan mengularnya antrean masuk ke dalam gedung pameran. Tak hanya datang, para pengunjung pun meramaikan linimasa dengan beragam ciapan maupun postingan foto saat mereka mengunjungi pameran `Aku Dipenogoro`.

 

 

 

 

Dalam pameran "Aku Dipenogoro" penyelenggara berupaya untuk membangkitkan kisah luar biasa Diponegoro (1785-1855) sebagaimana digambarkan oleh pelukis-pelukis klasik, kontemporer, maupun khalayak umum. Tujuan diselenggarakannya pameran ini adalah untuk mendorong pemahaman lebih dalam akan kenangan budaya yang mengizinkan masyarakat Indonesia untuk membangun gambaran narasi masa lalu dan dengan sendirinya mengembangkan citra dan identitasnya sendiri. 

(Antrean para pengunjung di Galeri Nasional, Gambir, Jakarta Pusat pada Jumat, 13 Februari 2015)

Pameran “Aku Diponegoro” pun dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing menampilkan pendekatan berbeda terhadap sosok Diponegoro. Pertama Diponegoro di Awal Sejarah Seni Indonesia, yang kedua Diponegoro, Raden Saleh dan Sejarah di Mata Seniman Indonesia , dan selanjutnya Sisi Lain Diponegoro, berfokus pada benda-benda yang terkait Diponegoro.

“Aku Diponegoro” merupakan pameran lanjutan yang diselenggarakan pada Juni 2012 lalu dengan tema "Raden Saleh dan Awal Lukisan Indonesia Modern". Pameran ini pun meraih kesuksesan dengan berhasil mencapai 20 ribu pengunjung dalam kurun waktu dua minggu. Padahal ini merupakan pameran monografi pertama dari karya sang pelukis di tanah airnya, dengan menghadirkan lukisan dan drawing dari koleksi pribadi dan publik.