Citizen6, Jakarta Lego merupakan mainan konstruksi yang terdiri dari blok plastik yang saling terhubung. Mainan yang memiliki warna menarik serta bisa disusun menjadi berbagai macam model ini tentu menjadi mainan favorit bagi anak-anak. Begitu pula dengan Cornelius David Radjali yang mulai memainkan lego sejak umur tiga tahun.
Beranjak remaja, David sempat berpaling ke action figure. Namun pikatan dari lego serta perasaan familiar dengan mainan ini membuatnya kembali memainkan lego pada tahun 2007. Di tahun itulah David bertemu dengan teman-teman Komunitas Lego Indonesia (KLI).
Menurut David, Lego bisa menjadi mediator untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang baru. Sehingga melalui lego dapat mempererat hubungan dengan sesama kolektor. Tidak hanya itu, komunitas ini juga sebagai tempat untuk berbagi MOC (My Own Creation), review, dan trading.
Advertisement
Kegiatan terakhir dari komunitas ini yaitu membuat peta Indonesia dari lego untuk Kedubes Denmark.
Jenis-jenis lego yang bermacam-macam membuat koleksi dari anggota komunitas ini sangat beragam, ada yang mengoleksi Star Wars, Technic, atau Army Builder. Sedangkan David memilih untuk mengoleksi lego western (cowboy dan indian), DC Superheroes, dan model pesawat terbang baling-baling.
Tidak hanya dijadikan mainan dan koleksi, lego bagi David dapat dijadikan sebagai penyalur stress atau sumber inspirasi. “Tapi ada orang yang melihat lego sebagai investasi karena memiliki nilai lebih. Ada juga yang melihat lego sebagai alat bantu pendidikan untuk anak kecil atau ada juga salah satu anggota yang menggunakan lego sebagai alat bantu belajar untuk anak dengan autis,” ungkap David.
KLI terbuka untuk semua kalangan usia, namun sering terlihat seperti memprioritaskan Adult FanOf Lego (AFOL) karena kebetulan anggotanya banyak yang sudah memasuki kategori AFOL. Untuk anak-anak dan remaja atau Kid Fan of Lego (KFOL) dapat bergabung ke Bricks Indonesia.
Penulis:
Nabilah Rahmagitha
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini