Citizen6, Jakarta Ternyata berbagi dengan sesama manusia tidak rumit. Dapat dimulai dengan berbagi apa yang kita punya sekarang, tidak harus materi, dan menciptakan senyuman. Itulah pelajaran berharga yang dialami oleh Dinni Septianingrum public relations dan fotografer dari komunitas 1000 guru.
Komunitas 1000 guru dinilai unik oleh Dinni. Tidak sekedar menawarkan perjalanan yang menarik, anggotanya bisa melakukan kegiatan sosial juga dengan mengajar di sekolah-sekolah, khususnya pedalaman. “Tentunya, bagi sebagian besar anak muda yang tinggal di kota besar seperti saya, hal ini adalah sesuatu yang patut dicoba, apalagi yang pada dasarnya suka traveling dengan gaya backpacking,” ungkap Dinni.
Advertisement
Komunitas ini berawal dari akun twitter @1000_guru yang dibentuk pada 22 Agustus 2012 oleh Jemi Ngadiono. Pada akhirnya komunitas ini melakukan aksi sosial nyata dengan turun langsung membantu pendidikan anak-anak pedalaman negeri.
Terdapat 2 aksi yang dilakukan oleh komunitas 1000 guru:
1. Beasiswa Guru Pedalaman
Aksi ini bertujuan untuk membantu kualitas pendidikan untuk anak-anak dipedalaman melalui beasiswa untuk guru-guru lokal yang berdedikasi tinggi namun hanya lulusan SMA dan Sederajat. Sampai saat ini ada 4 guru pedalaman yang mendapatkan beasiswa.
Untuk memberikan beasiswa, komunitas ini melakukan survey sendiri ke daerah-daerah yang sekiranya memiliki potensi untuk dibantu atau mendapatkan informasi dari para followers, rekan satu tim, media, dan lain-lain tentang guru atau sekolah yang perlu dikunjungi komunitas ini.
“Jadi jangan ragu bila memiliki informasi mengenai nasib guru yang harus diperhatikan, dapat memberikan infonya kepada kami,” ajak Dinni.
2. Traveling and Teaching
Program ini dijalankan oleh 15 regional 1000 guru, termasuk 1000 guru pusat (Jakarta). Rata-rata, program ini diadakan setiap bulan. Biasanya, Traveling and teaching diadakan selama 3 hari (Jumat - Minggu), karena banyak peserta adalah profesional muda yang di hari biasa bekerja. Kegiatan yang dilakukan adalah mengunjungi sekolah di pedalaman, mengajar (fun learning) anak-anak Sekolah Dasar, mengajak mereka bermain, dan saling berbagi inspirasi.
“Tempat menginap? Di sekolah, beralaskan lantai, dan kamar mandi seadanya. Ini yang membuat unik dan dapat menjadi pengalaman berharga. Kadang ada peserta yang stress, tapi tak sedikit dari mereka yang mendapat pelajaran akan makna hidup,” ungkap Dinni.
Bagi Dinni pencapaian terbesar komunitas ini ketika melihat anak muda peserta traveling and teaching mendapatkan manfaat dari perjalanan mereka. Bahkan mengubah mereka menjadi pribadi yang lebih baik, lebih peduli akan lingkungan, dan lebih memperhatikan pendidikan.
Kedepannya, komunitas ini berharap tidak ada lagi nasib sekolah yang kekurangan guru, guru kekurangan penghasilan, dan murid yang tidak mendapatkan pendidikan dan fasilitas layak di Indonesia.
Jika Anda berminat bergabung langsung saja cek www.seribuguru.org karena dalam waktu dekat komunitas ini akan Traveling and Teaching ke Mesuji, sebuah daerah di Lampung Timur. “Kami akan kunjungi 2 sekolah dan ada 1 sekolah yang akan digusur. Konflik agraria tidak dapat terelakkan, namun nasib ratusan anak-anak kini menjadi terancam,” tutur Dinni.
Maka dari itu yuk, sama-sama bergerak untuk pendidikan.
Penulis:
Nabilah Rahmagitha
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini