Sukses

5 Anak-anak Tak Berdosa yang Bernasib Mirip Angeline

Para bocah malang menjadi korban pembunuhan orang-orang terdekat maupun orang tak dikenal.

Citizen6, Jakarta Teka-teki kematian bocah cantik Angeline kini mulai terungkap. Setelah ditemukan dalam kondisi kaku tidak bernyawa di halaman belakang rumahnya di Jalan Sedap Malam Nomor, 26 Sanur, Bali, pada Rabu (10/6/2015). 

Bocah berusia delapan tahun itu menjadi perbincangan masyarakat sejak menghilang pada Sabtu (16/5/2015). Pencarian pun dilakukan dengan beragam cara seperti menyebarkan pamflet di kawasan Bali dan informasi orang hilang di jejaring sosial.

Kini, Kapolresta Denpasar sudah menetapkan mantan satpam rumah keluarga Margaretha Magawe sebagai tersangka pembunuhan bocah perempuan asal Bali itu. 

Setelah tim Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) melakukan autopsi kepada jenazah bocah kelas 2 Sekolah Dasar (SD) itu, hasilnya mereka menemukan bekas jeratan dan banyak luka lebam pada tubuhnya. Namun, luka pada bagian kepala jenazah akibat benda tumpul menjadi penyebab fatal kematian korban.

"Dari hasil autopsi, kami menemukan luka benturan pada kepala kanan yang menyebabkan korban meninggal," kata Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi, di Denpasar, seperti dikutip Antara Rabu (10/6/2015).

Kasus kematian Angeline juga menjadi sorotan sejumlah lembaga swadaya masyarakat, baik nasional maupun internasional. Sampai saat ini jenazah masih dititipkan di Kamar Jenazah RSUP Sanglah.

 Ternyata ada beberapa bocah malang yang nasibnya tragis mirip Angeline.   

1. Eman Wijaya,

Bocah berusia 12 tahun ini diketahui tewas mengenaskan di tangan ibu kandungnya sendiri di rumahnya di Desa Tanjung Muning, Kecamatan Gunung Megang, Muara Enim, Sumsel pada Rabu (3/6/2015).

Tak disangka bocah Sekolah Dasar (SD) itu tewas dibacok ibu kandungnya sendiri, Lisma (53) di bagian kepala belakang, leher dan bahu. Diketahui sang ibu merasa emosi saat korban mengungkapkan bosan makan dengan lauk tumis kangkung. Kini tersangka mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Muara Enim dan mengalami depresi berat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2

2. Andara Arjuna Dewabrata

Bocah malang yang menjadi korban kekerasan hingga merenggut nyawanya adalah Andara Arjuna Dewabrata. Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kebonsari Kulon 2 Kota Probolinggo itu diketahui tewas mengenaskan di dalam rumahnya di Kelurahan Jebreng, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, pada Minggu, 15 Maret 2015.

Anak laki-laki berusia 12 tahun ini meninggal dalam kondisi tidak wajar. Pasalnya, Kasat Reskrim Polres Probolinggo Kota AKP Damar Basthiar menemukan adanya bekas kekerasan di tubuh korban seperti kondisi tangan dan kaki terikat, mulut dibungkam dengan masker serta ada bekas cekikan yang mengakibatkan tulang lehernya patah. 

3 dari 5 halaman

3

3. Muhammad Subkhan

Bocah Sekolah Dasar (SD) asal Desa Leran Kulon, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban menjadi korban pembunuhan di rumahnya dengan kondisi mengenaskan pada 25 Februari 2015.

Muhammad Subkhan, bocah berusia tujuh tahun ini diketahui sedang berada di rumah sendirian karena orangtuanya tengah bekerja. Ia pun dianiayaya orang tak dikenal hingga merenggut nyawanya. Jasad korban dengan kondisi berlumuran darah pertama kali ditemukan oleh Amin, kakak korban.

 

4 dari 5 halaman

4

4. Ferdyan Sjarifudin

Pesepakbola cilik Indonesia, Ferdyan Sjarifudin menghembuskan nafas terakhirnya di Spaarndammerbuurt, Amsterdam pada 13 November 2014.

Bocah 10 tahun asal Madiun Jawa Timur ini ditemukan sudah tidak bernyawa di depan apartemen Spaarndammerbuurt, dan diduga dibunuh ayah kandungnya karena sang ayah tidak menyukai sepakbola.

Kecurigaan mengarah pada sang ayah yang memiliki masalah psikologis. Pengakuan itu datang dari tetangga korban, Rachid. "Terkadang dia normal, namun tiba-tiba bisa berubah menjadi gila," ucap Rachid. "Orang itu seharusnya sudah lama ditahan. Tapi sekarang semua terlambat."

5 dari 5 halaman

5

5. Arie Hanggara

Peristiwa yang terjadi pada November 1984 ini membuat masyarakat terperangah.  Seorang bocah berusia 8 tahun dibunuh oleh ayahnya sendiri. Arie hagnggara sebelum dibunuh, ia sering dianiaya oleh ayahnya.  Ayahnya yang waktu itu pengangguran tak segan-segan memukuli bocah itu dengan gagang sapu, menampar pipinya sekuat tenaga.

Ari bocah yang tak berdaya itu pun dihukum dengan kedua kaki dan tangannya diiikat dan disuruh berdiri dan jongkok selama ratusan kali. Belum puas melampiaskan kekesalan, ayahnya juga seriing menghukumnya dengan memasukkannya ke kamar mandi yang lembab.

 Peristiwa ini sempat difilmkan dengan judul yang sama dengan namanya. 

(ul/kw)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini