Sukses

Paksa Anak Kidal Pakai Tangan Kanan Bisa Kaburkan Fungsi Otaknya

Kidal kadang disebut tangan jorok, tangan setan, tangan tidak bagus.

Citizen6, Jakarta Didirikan oleh Danang Ario Baskoro asal Jepara pada hari orang kidal sedunia tanggal 13 Agustus 2012,  melalui Grup Facebook,  bersama -sama dengan Ron Guardian, Albernard Pailing, Mas Nanang Sulaiman, Oja Purwanto dan saya, Prawiro Sudirjo. Dengan jumlah anggota mencapai 900-an kini menyebar di seluruh wilayah di Indonesia dari Aceh sampai Papua, diikuti dari berbagai kalangan profesi dan usia. Dari mulai remaja sampai mereka yang sudah kerja di berbagai bidang seperti guru, mahasiswa, psikolog, dan pelukis bahkan pengamen.
 
Komunitas ini didirikan untuk mengumpulkan kami orang-orang kidal yaitu orang yang menggunakan tangan kiri atau mempunyai kecenderungan melakukan kegiatan dengan tangan kiri yang merasa senasib sepenanggungan,  menjadi tempat saling berbagi dan sharing tentang bagaimana menyikapi bullying kepada orang-orang kidal di Indonesia khususnya terjadi pada anak-anak.
 
Kidal kadang disebut tangan jorok, tangan setan, tangan tidak bagus. Menurut Rozamon Anwar M.Psi dari Fakultas Psikologi Universitas Pancasila menjelaskan "Kidal sama sekali bukan kelainan", Jadi jika anak cenderung selalu menggunakan tangan kiri dalam melakukan sesuatu.ya harus diterima dan jangan dilarang apalagi diledek. Penerimaan dari lingkungan terutama keluarga dan orang tua akan membuat anak lebih percaya diri dan bisa menerima kondisi mereka apa adanya.

Kidal kadang disebut tangan jorok, tangan setan, tangan tidak bagus.

Di Kerajaan Inggris pada masa lalu yaitu Raja George VI kecil, Sang Ayah George V memaksa sang anak yang kidal untuk menggunakan tangan kanan. George VI kecil dipaksa akibat dari kesalahan didikan ini George VI ,menjadi gagap.
Dampak psikologis bila tetap memaksa :

1. Aktivitas otak bagian kanan bisa terhambat sehingga daya ingat dan kemampuan konsentrasinya bisa sangat terganggu.
2. Mengalami gangguan bicara,  seperti gagap.
3. Anak sering gugup yang ditunjukkan dengan mengisap jempol, menggigit jari dan perilaku lainnya.

Tindakan memaksa juga dapat menyebabkan gangguan bicara hingga kesulitan membaca (disleksia). Dalam beberapa kasus tindakan ini dapat mengaburkan dominasi fungsi otak.

Banyak guru dan orang tua yang masih memaksa peserta didiknya untuk menulis dengan tangan kanan. untuk itu kami dari Komunitas Orang Kidal Indonesia (KOKI ) memberikan penyadaran kepada masyarakat agar tidak membully dan menghargai hak-hak orang kidal.
 
Sedikit ulasan acara kopdar (kopi darat)  pada tanggal  28 Mei 2015 adalah hari yang bersejarah bagi KOKI, karena

Kidal kadang disebut tangan jorok, tangan setan, tangan tidak bagus.

tampil perdana disalah satu tivi swasta nasional (tv One). Suatu kebanggaan bagi saya pribadi, teman-teman admin dan tentunya seluruh member KOKI.

 

Walaupun cuma taping (bukan live), setidaknya ini sebagai langkah awal kedepan, mudah-mudahan KOKI makin eksis lagi. Ketika admin dan member mempunyai kesibukan, masih ada yang mau meluangkan waktunya untuk datang ke lokasi.

Ketika Ron dan bro Dayat dalam perjalanan menuju ke lokasi kopdar, ada seorang bapak-bapak seniman jalanan, tengah asik memetik ukulelenya didepan pintu metromini yang kita naiki. Dayat pun berujar kalau bapak main gitarnya bagus. Tiba-tiba Ron kepikiran, kenapa ga diajak aja sibapak ke lokasi. Setelah diskusi dengan Dayat, dan si bapak selesai perform dan mau turun bis, kita hampiri dan dan diajak bicara. sukses, dan si bapak mau ikut. Nama beliau Pak Markus, seorang street artist dari Ambon.

Tadinya dia dijadwakan untuk tampil di acara penutupan, tapi karena keterbatasan durasi batal tampil. Beliau juga yang membantu untuk nyetem/ setting senar gitar mas Dayat, sehingga bisa tampil dengan baik dan lancar. Pak Harryadi Dwitanto Pelukis Kidal dengan menggambar sketsa manga,  Pawiro Sudirjo : perform mengajar,  Muhammad Hidayatullah dengan akustik,  Chaman A. Rahman : beraksi dengan bidikan Androidnya, untuk mengabdikan momen bersejarah ini, dan pak Markus dan Heru mendukung dari pinggir panggung.

Setelah acara syuting selesai dengan tema  Kidal Gak Masalah, kami saling bercerita dan berbagi pengalaman bagaimana orang kidal dalam menjalani aktivitasnya. Misalnya Pak Haryadi yang seorang pelukis kidal kini sedang melakukan pelatihan melukis bagi anak-anak di sanggar lukisnya, lalu Hidayat yang baru lulus kuliah kini sedang rajin latihan gitar dengan tangan kidalnya, dan Pak Prawiro seorang guru yang kidal kini sedang melatih anak-anak kidal di sekolah SMK Citra Mutiara untuk belajar berekspresi, mempunyai motivasi dan kepercayaan diri dalam belajar dan berlatih berbagai pelajaran seperti melukis, main gitar dan berolahraga.
 
Kami bersyukur acaranya berlangsung lancar, dan terima kasih kepada Danang Ario Baskoro selaku Founder KOKI, mba Ecie dr tv One, teman-teman yang datang, serta semua member KOKI kidalers nusantara.

 

Penulis;

Prawiro Sudirjo

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini