Citizen6, Jakarta Jika Anda bertanya pada 100 orang tua bagaimana perjalanan mereka saat menjadi orang tua, Anda akan mendapatkan 100 kisah yang berbeda pula. Seperti dalam kisah pasangan Olson dari Minnesota, Amerika Serikat. Perjalanan mereka untuk mendapatkan anak ketiga sangatlah berat.
Sarah dan David Olson sedari dulu ingin memiliki tiga orang anak. Berbagai macam proses kehamilan telah ia rasakan, dari yang mudah hingga yang "brutal". Sarah bahkan pernah merasakan sakit di seluruh badan, dan masuk-keluar rumah sakit. Salah satu kehamilan bahkan membuatnya mengalami patah tulang di panggul.
Advertisement
Anak pertama mereka, Zachary, lahir dengan normal. Sebaliknya, Levi, lahir dengan Spina Bifida dan banyak operasi. "Terlepas dari pernyataan dokter ia tak akan mampu berjalan dengan kakinya, Levi telah berjuang melawan kelemahan dirinya untuk dapat berjalan."
Rasa sakit saat hamil dan komplikasi medis ternyata tak menghalangi Sarah dan David untuk mencintai anak-anak mereka. Mereka sangat mencintai kedua anaknya, namun mereka merasa tak pernah lengkap. Terlepas dari Levi yang tengah mengikuti terapi, mereka ingin memiliki anak ketiga.
"Aku mencoba untuk hamil selama delapan bulan, tapi tak berhasil," tukas Sarah seperti dikutip dari abcnews, Kamis (30/07/2015).
Saat mereka melakukan perjalanan ke New York, Sarah mengajukan usul untuk mengadopsi anak. Meski David menyetujuinya, mereka belum ingin memberitahukan rencana tersebut pada banyak orang. Mereka pun menghubungi konsultan adopsi setempat. Setelah empat kali pertemuan dengan calon anak asuh dan keempatnya berakhir dengan kegagalan, akhirnya mereka mendapat panggilan kelima.
"Apakah kamu siap untuk keajaiban? Aku seperti merasa dia akan cocok denganmu. Dan jika kau berkata ya, ini anakmu," seru sang konsultan adopsi dari balik telepon.
Kenyataannya, mereka tetap mesti menempuh perjalanan panjang menuju calon anak mereka. Mereka mesti terbang ke Florida. Dalam perjalanan, mereka membawa serta teman mereka seorang fotografer. Sayang, penerbangan tertunda hingga 14 jam.
"Aku benar-benar cemas. Aku takut ia lepas dari tanganku sebagaimana keempat bayi lainnya."
Sarah dan David melangkah menuju ruang perjanjian, tempat mereka akan bertemu bayi yang akan mereka adopsi. Namun mereka hanya menemui kekosongan. Para perawat sedang sibuk dan tak bisa membawa sang bayi ke tempat mereka. Tak ada cara lain, mereka harus menunggu.
"Waktu itu adalah 20 menit terlama dalam hidupku. Aku benar-benar tak sabar. Istriku bahkan meremas tangannya berkali-kali." David bercerita sambil memeluk istrinya. "Segera setelah melihatnya, hati kami serasa penuh. Tak ada kata-kata yang dapat menggambarkan momen tersebut."
Ya, bagaimana Anda dapat menjelaskan cinta untuk seseorang yang Anda temui pertama kali? Seperti cinta pertama, itulah kekuatan cinta yang mereka rasakan saat melihat anak yang kelak mereka asuh. Setelah sekian lama penantian dan doa yang Sarah dan David panjatkan, Tuhan mengabulkan harapan mereka.
"Terima kasih. Terima kasih pada perempuan yang melahirkan bayi cantik ini dan memberi kami kesempatan membesarkannya. Terima kasih pada semua orang tua angkat yang membesarkan anak angkat mereka dengan baik. Kami harap, kami dapat menjadi contoh yang baik pula."
Sarah dan David masih di Florida untuk menunggu kelengkapan dokumen mereka. Namun, kini mereka menunggu dengan hati yang hangat. Oh ya, jangan lupa. Mereka menamai putri mereka Tilly Pearl. Nama yang cantik, bukan? (sul)
* Foto: abcnews.go.com
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin Dapat Ponsel Gratis ikuti #LebaranNarsis di sini