Sukses

Sensasi Mendaki Gunung Agung di Bali Sendirian

Gunung yang berdiri kokoh dalam diam selalu menyimpan misteri abadi.

Citizen6, Jakarta Gunung yang berdiri kokoh dalam diam selalu menyimpan misteri abadi. Beberapa orang menjadikan gunung sebagai sesuatu yang perlu dikenali. Semakin tinggi suatu gunung, semakin menjadi tantangan bagi para pendaki. Tak terkecuali Gunung Agung yang berada di Bali, pulau dewa.

Banyak tempat wisata di Bali yang menawarkan keindahan dan kenyamanan. Namun jika sudah bosan dengan suasana Pantai Kuta dan Legian di Bali, cobalah sekali-sekali merasakan sensasi ketinggian Gunung Agung.

Gunung yang berdiri kokoh dalam diam selalu menyimpan misteri abadi.

Masyarakat Hindu Bali percaya bahwa Gunung Agung adalah tempat bersemayamnya dewa-dewa, dan di puncaknya terdapat istana dewata. Oleh karena itu, masyarakat Bali menjadikan tempat ini sebagai tempat keramat, yang disucikan.

Karena itu Backpacker Kece Petarung Waktu (BKPW) Sabtu, sebelum mendaki gunung ini mengumpulkan informasi seputar apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan di Gunung ini. 

Gunung yang berdiri kokoh dalam diam selalu menyimpan misteri abadi.

Mendaki Gunung Agung dengan ketinggian 3.124 m dpl bisa memacu adrenalin. Untuk sampai ke tempat pendaftaran pendakian perlu waktu sekitar 3 jam. Ada dua jalur yang bisa digunakan para pendaki untuk sampai ke puncak Gunung Agung, pos pendaftaran Pasar Agung dan Pura Besakih

Kali ini BKPW mencoba mendaki melewati jalur Pasar Agung, sebelum menemukan jalan setapak pertama, kita harus melewati anak tangga yang menuju pura pasar agung sebanyak 300 anak tangga, lumayan membuat nafas ngos-ngosan

Gunung yang berdiri kokoh dalam diam selalu menyimpan misteri abadi.

Setelah melewati anak tangga akhirnya jalan setapak untuk memulai pendakian kita lewati, jalur yang terus menanjak membuat nafas tidak teratur. Jalur yang didominasi hutan hujan ini sampai di ketinggian 2400 mdpl batas vegetasi hutan dengan pasir dan batu

Setelah melewati jalur hutan akhirnya sudah terlihat bebatuan. Jalur dari Pasar Agung terbilang lebih cepat dibanding jalur Besakih. Jalur ini terbilang ekstrem karena harus melewati pinggiran tebing dengan kemiringan 45 derajat yang didominasi dengan batuan beku bekas aliran lava pijar Gunung Agung

Gunung Agung masih termasuk golongan gunung berapi aktif, dan setiap tahunnya masyarakat Bali melakukan upacara keagamaan Ida Bethara Turun Kabeh atau turunnya dewa-dewi di Pura Besakih.

Setelah melewati pinggiran tebing dengan kemiringan ekstrem, pendaki harus berjalan ekstra hati-hati dan fokus pada setiap tanda atau rambu-rambu yang ada di kanan kiri jalan.

Seperti kata pepatah jika ingin melihat surga kau harus bersusah dahulu, berjalan letih mendaki dan melewati pinggiran tebing akhirnya tiba di puncak tertinggi Gunung Agung. Rasa syukur bisa menikmati atap Pulau Bali, pemandangan pulau yang mengagumkan terlihat dari sini

Gunung yang berdiri kokoh dalam diam selalu menyimpan misteri abadi.

Setelah mengabadikan gambar akhirnya BKPW memutuskan turun melalui jalur Pura Besakih karena untuk kembali melewati jalur Pasar Agung sangat rentan kecelakaan karena kemiringan jalur tersebut. Hari pun sudah mulai malam

Jam 22.30 akhirnya kita sampai di jalur Pura Besakih,  pura tertinggi di Pulau Bali dengan selamat. Terimakasih Tuhan atas nikmatmu ketika berada di puncak Gunung Agung Bali. Salam lestari Backpacker Kece Petarung Waktu

Penulis:

Micko

Video Terkini