Sukses

Nan Jombang, Pentas dari Festival Internasional ke Kampus-kampus

Festival Kelola 2015 diselenggarakan dalam rangka 15 tahun Kelola dan menargetkan mahasiswa sebagai penontonnya.

Citizen6, Jakarta Setelah sukses mementaskan Komodo Project di Balairung Universitas Indonesia pada 17 Agustus lalu, Festival Kelola siap menampilkan salah satu peraih Hibah Seni Kelola, yaitu kelompok tari Nan Jombang dari Padang.

Nan Jombang akan membawa salah satu karya terbaik mereka, Rantau Berbisik, ke hadapan mahasiswa-mahasiswa Universitas Indonesia di Gedung IX Fakultas Ilmu Pengetahuan Bahasa Universitas Indonesia (UI), Depok pada hari Selasa, 14 September 2015 pukul 16:00, dan mahasiswa-mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rawamangun pada keesokan harinya pukul 15:00 WIB.

Rantau Berbisik bercerita tentang dinamika kehidupan perantau Minang di seluruh penjuru Nusantara. Segala gerak, suara, dan ekspresi penari memperlihatkan semua emosi mulai dari semangat, kesedihan, amarah, keletihan, dan perjuangan.

Dalam setiap karyanya, Nan Jombang tidak memasukkan unsur penata musik. Semua irama, suara, ketukan, tabuhan, yang mengiringi koreografi karya Ery Mefri ini, koreografer Nan Jombang, diproduksi oleh penari-penarinya, baik itu dengan dengungan, raungan, tepukan tangan, hentakan kaki, atau tabuhan tangan pada meja, lemari, tubuh, atau pakaian.

Ery Mefri, foundernya, besar di lingkungan penari tradisi Minang, namun memiliki visi untuk mengembangkan budaya Minang dalam bentuk kontemporer. Dari koreografinya kita bisa merasakan adanya unsur-unsur silat dan tari Minang tradisional. Nan Jombang adalah peraih Hibah Seni Kelola yang sudah mementaskan karya-karyanya di berbagai festival seni pertunjukan di Amerika Serikat, Jerman, Australia, Singapura, dan Filipina.

Bulan lalu mereka baru saja tampil di Chicago, Amerika Serikat, dan hadir pada Festival Kelola 2015 untuk mendekatkan karya-karyanya kepada generasi muda, yaitu mahasiswa-mahasiswa UI dan UNJ. Festival Kelola 2015 diselenggarakan dalam rangka 15 tahun Kelola dan menargetkan mahasiswa sebagai penontonnya.

Hal ini disebabkan oleh pertimbangan Kelola, “Gedung-gedung pertunjukan di pusat kota semakin jauh dari pusat kegiatan penontonnya, yang kebanyakan di pinggir-pinggir kota. Karena itu kami membawa karya-karya seni pertunjukan yang berkualitas ke lingkungan mereka,” ujar Amna S. Kusumo, direktur Yayasan Kelola

Selama 15 tahun bekerja untuk seni dan budaya Indonesia, Kelola sudah mendukung seniman-seniman Indonesia yang diakui secara nasional dan internasional. Sebagai bentuk syukur dan perayaan atas pencapaian ini, Kelola menyelenggarakan Festival Kelola 2015 dengan konsep mempertemukan seni yang berkualitas dengan komunitas mahasiswa sebagai generasi masa depan.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Punya cerita/ info menarik lainnya, yuk kita diskusikan di Forum Liputan6