Citizen6, Jakarta Tumbuh di sebuah desa kecil di kaki Pegunungan Fanjing di Yunnan-Guizhou, Cina, tak membuat Peng Jiangya memiliki masa kecil yang mudah. Saat masih kecil, tanpa sengaja ia jatuh ke dekat api tungku kayu. Jari-jari tangannya terbakar dalam api yang menyala.
Saat itu, orang tua Peng sedang tidak berada di rumah karena bekerja di ladang. Peng tak bisa diberi pertolongan pertama. Bahkan, orang tuanya terlalu miskin untuk melakukan bedah konstruksi yang menghilangkan jemari Peng. Peng muda akhirnya harus belajar melakukan segala sesuatu tanpa jari.
Baca Juga
Dilansir dari Telegraph, Selasa (29/09), pada awalnya Peng tak mampu menggunakan sumpit dengan lengannya yang tak lagi berjari. Orang tua Peng pun mengajarinya dalam waktu yang lama. Berkat kemauan yang kuat dan keinginan untuk melakukan segala sesuatu sendiri, serta tak bergantung pada orang lain, Peng berhasil mengatasi masa-masa sulit dan kini mampu mengurus dirinya sendiri.
Advertisement
Perlahan, ia mulai belajar bagaimana menggunakan apa yang tersisa dari tangannya untuk memegang pena. Dengan bantuan gurunya, Peng berhasil menyelesaikan sekolahnya. Peng menikah pada usia 18 tahun dan setelah memiliki empat anak, ia tahu ia tak bisa bergantung hanya dari penghasilan suaminya.
Peng menyadari ia harus melakukan sesuatu untuk berkontribusi untuk pemasukan keluarga. Suatu hari, ia menemukan dirinya menyukai seni membuat sulaman. Ia mencoba membuat sulaman pertamanya.
Pada awalnya, Peng sudah pasti kesulitan karena tidak memiliki jari. Ia gagal berkali-kali. Namun ia tak pernah menyerah. Meski butuh waktu lama, ia berhasil menyelesaikan bordiran pertamanya. Ia melanjutkan sulamannya yang lain.
Kini, Peng hanya perlu kurang dari lima detik untuk memasukkan benang ke jarum. Ia bahkan mampu menyelesaikan sulaman yang rumit dalam waktu dua bulan. Banyak yang mengatakan ia jauh lebih cepat dari seniman rajut yang memiliki jari lengkap.
Kisah Peng menyebar ke seluruh negeri. Banyak yang ingin membeli hasil sulamannya yang memang indah. Desanya bahkan kini menjadi objek wisata karena kisah Peng tersebut.
Namun yang pasti, Peng tidak pernah kehabisan ide membuat sulaman yang indah. Sebab desa tempat tinggalnya menawarkan pemandangan alam yang unik dan tiada duanya. (sul)**
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6