Sukses

Eagle Awards Merajut Indonesia Lewat Lima Film Unggulan

Lima film dokumenter berlaga di ajang final memperebutkan gelar terbaik

Citizen6, Jakarta Ada yang berbeda dari kompetisi film dokumenter Eagle Awards tahun ini. Memasuki tahun ke-11, pihak panitia lebih menekankan pada prinsip pendidikan. Hal ini sesuai dengan tema yang diangkat untuk tahun ini, yakni Merajut Indonesia. Ditemui pada Konferensi Pers Antologi Film Dokumenter Eagle Awards, Ketua Yayasan Eagle Institute, Kioen Moen menyebutkan tema kali ini disesuaikan dengan tujuan Eagle Awards yang ingin mengedukasi generasi muda sebagai penerus bangsa dan identitas negara.

"Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, yang meski tersebar, tapi tetap berada dalam satu kesatuan. Nilai-nilai dari perbedaan itulah yang coba kami tarik dari film-film yang masuk," tutur Kioen di Grand Indonesia, Jakarta, Senin (12/10/2015).

Dari sekian banyak film yang masuk, terpilih lima film yang akan berlaga di tahap final. Kelima film yang akan berjuang merebut gelar film dokumenter terbaik tahun 2015 tersebut yakni: Suara Tembok Kota oleh Alexander Averil dan Ernest Meikel, Tinta Perajut Bangsa oleh Visian Pramudika dan Diana Noviana, Sekolah Tapal Batas oleh Debi Ahyard Rinaldi dan Runnyati Tahir, Pejuang dari Gua Purbakala oleh Nurtaqdir Anugrah dan Muhammad Fahmi Iskandar, serta Memetik Sasandu di Nusa Lontar oleh Wisnu Dwi Prasetyo dan Ryan Rinaldy.

Nantinya, kelima film akan dinilai oleh juri independen baru dipilih film dokumenter terbaik. Selain itu, masyarakat juga dapat ikut berpartisipasi dengan memberi penilaian mereka pada karya-karya anak bangsa tersebut. Film dengan voting suara terbanyak akan digelari video terbaik. Para penonton dapat memberi penilaian lewat www.eagleawards-doc.com.

Selain itu, kelima film juara tersebut akan diputar di lima tempat, yakni: Universitas Hasanuddin pada 20 Oktober 2015 (Makasar), Aula Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 22 Oktober 2015 (Kupang), Universitas Negeri Semarang pada 27 Oktober 2015 (Semarang), Universitas Tadaluko pada 29 Oktober 2015 (Palu), serta Institut Francis Indonesia pada 29 Oktober 2015 (Jakarta).

"Tiap film memiliki keunggulan masing-masing. Sudah pasti, yang terbaiklah yang akan memboyong award tersebut," tutup Kioen. (sul)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6