Citizen6, Bali "Tak ada manusia yang terlahir sempurna", begitu kutipan lirik lagu "Jangan Menyerah" milik band pop Indonesia d’massive. Barangkali, lagu itu tepat untuk menggambarkan tiga bersaudara di Bali ini. Orang boleh bilang, ketiganya jauh dari kata sempurna dalam urusan fisik dan finansial, namun soal kebesaran hati, tiga bersaudara ini juaranya.
Tiga bersaudara yang difabel itu adalah Ni Made Gendok penyandang tuna wicara, I Ketut Lapar penyandang tuna netra, dan I Wayan Lebak yang sejak 15 tahun silam menderita gangguan mental. Ketiganya, hidup di gubuk kecil nan kumuh di Desa Susut Kaja, Kabupaten Bangli, Bali. Sangat jauh dari hingar bingar dan kemewahan Pulau Dewata itu.
Ketiganya tidak memiliki pekerjaan tetap, selama ini hidup mereka hanya mengandalkan dari uluran tangan warga sekitar. Namun, meskipun begitu, Ni Made Gendok dan I Ketut Lapar tidak serta merta menerima begitu saja bantuan orang lain yang mengkasihani mereka.
Advertisement
Sebab, mereka tidak ingin dinilai seperti pengemis dan dikasihani, mereka tetap ingin melakukan sesuatu sebelum mereka menerima bantuan dari warga sekitar. Untuk itulah, para tetangga dari ketiga kakak beradik ini mencari cara untuk dapat membantu kehidupan mereka. Keduanya, tidak keberatan melakukan itu semua demi menjaga saudaranya yang mengidap gangguan mental. Mereka senang dan senantiasa bersyukur asal bisa terus berkumpul dan saling menyayangi.
Kini, para warga seringkali meminta bantuan Ni Made Gendok untuk dipijat, meskipun menurut penuturan salah satu tetangga Gendok, tidak semua orang benar-benar ingin dipijat oleh Gendok.
Orang mungkin tidak bisa memilih akan dilahirkan seperti apa, tetapi dengan kisah tiga saudara ini, kita bisa memilih akan menjalani hidup dengan jalan yang seperti apa. (war)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
Â
Â