Sukses

Bencana Kabut Asap dalam Angka

Bencana kabut asap patutlah menjadi perhatian utama kita melebihi pertandingan final sepakbola. Berikut data dalam angka mengenai kabut asap

Citizen6, Jakarta Bencana kabut asap merupakan bencana yang terus berulang hampir setiap tahun. Kita bisa mengatakan bahwa itu karena kemarau panjang yang disebabkan oleh fenomena El Nino. Namun banyak juga yang membuktikan bahwa lahan tersebut bukan terbakar, namun dibakar demi dan untuk tujuan tertentu seperti kebun sawit misalnya.

Berikut ini fakta dalam angka yang patut kamu perhatikan mengenai bencana asap di Sumateran dan Kalimantan khususnya:

1. Rp 200 Triliun

Herry Purnomo, peneliti dari Center for International Forestry Research (CIFOR) memperkirakan kerugian yang dialami oleh Indonesia mencapai Rp 200 triliun. Nilai yang sangat fantastis tersebut berasal dari akumulasi berbagai faktor seperti kesehatan, kerusakan kayu, pencemaran udara, hingga hilangnya kanekaragaman hayati.

2. 100%

Jumlah korban penderita ISPA meningkat 100% hanya untuk di Provinsi Riau saja. Pada September 2015 lalu diberitakan bahwa jumlah penderita ISPA mencapai 43.386 orang. Sebelumnya, pada 2014 jumlah penderita ISPA hanya setengahnya yakni sekitar 27.000 orang. Total penderita ISPA di Sumatera yang tercatat per Oktober 2015 mencapai 10.200 orang. 

3. 58.000 ha

Luas area terbakar di Sumatera yang terdata pada awal September sebesar 8.000 Ha, meningkat tajam hingga 58.000 Ha. Luas tersebut hanyalah luas area terbakar dan terdata di wilayah Sumatera, belum lagi area-area di Kalimantan dan Jawa yang juga mengalami hal serupa.

4. 1997-1998

Pada 1997-1998, kerugian yang dialami oleh Indonesia akibat kebakaran hutan mencapai Rp 711 triliun menurut data Bappenas dan ADB. Luas area yang terbakar kala itu diperkirakan 750.000 Ha hingga 1.3 juta ha yang berdampak pada 9.75 juta ha area lainnya. 

Bencana yang diakibatkan pembakaran lahan ini berdampak panjang pada ekosistem dan lingkungan serta berakibat fatal bagi makhluk hidup sekitarnya. Mengapa kita tak jua mampu mengantisipasi bencana yang berlangsung hampir setiap tahun ini? (rn)

Video Terkini