Sukses

Mahasiswa ITB Ciptakan Ruang Rawat ICU Jadi Lebih Murah

Sering kita jumpai sebuah rumah sakit menolak pasien untuk masuk keIntensive Care Unit atau ICU disebabkan keterbatasan tempat.

Citizen6, Jakarta Sering kita jumpai sebuah rumah sakit menolak pasien untuk masuk keIntensive Care Unit atau ICU disebabkan keterbatasan jumlah ruang ICU yang dimiliki dan biaya ICU yang relatif tinggi sehingga pasien tidak mampu menyanggupinya. Kondisi ini dapat berakibat fatal karena mengakibatkan banyak calon pasien yang kritis tidak mampu terselamatkan.

Kurangnya pendampingan dari keluarga juga merupakan salah satu permasalahan yang mendapat perhatian publik. Kurangnya dukungan yang mengalir dari keluarga seringkali menjadi beban moral bagi pasien.

Bermula dari keinginan untuk memberantas permasalahan tersebut, Faishal Ahmad Farrosi (21), seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), bersama dengan keempat rekan universitasnya mengusung sebuah gagasan untuk mengadakan perawatan eksklusif layaknya ICU di rumah pasien. “Proyek ini kami namakan Intensive Homecare.

Jadi, perawatan intensif di rumah. Secara garis besar, kita mindahin ICU ke rumah. Kita ingin menyediakan ICU yang lebih terjangkau dari sisi harga dan akses, ” ujar pria yang akrab disapa Faris ini.

Gagasan ini mendapatkan apresiasi yang sangat baik oleh berbagai kalangan. Selasa lalu (10/11), proyek yang diusung oleh Faris dan keempat rekannya ini mendapatkan penghargaan dalam ajang Anugerah Jawara Wirausaha Sosial Bandung atau AJWSB pada kategori “Ide”.

“Ajang ini sudah dimulai dari September, lalu konsepnya selama 2 bulan kita kemas. Jadi, memang lama prosesnya,” tutur Faris berbagi pengalamannya. Namun kerja keras mereka terbayar sudah ketika proyek dengan hashtag “MurahinICU” ini diumumkan sebagai pemenang pada ajang tersebut.

Fasilitas Intensive Homecare tidak akan jauh berbeda dengan fasilitas yang ada di rumah sakit. Calon pasien ICU akan disediakan alat-alat ICU seperti ventilator, monitor, dan searing pump. Pasien juga akan mendapatkan fasilitas penjagaan perawat selama 24 jam juga dokter profesional yang akan mengawasi.

Selama ini pasien harus membayar 8 hingga 15 juta rupiah untuk biaya fasilitas ICU, dokter, obat, dan kamar. Dengan Intensive Homecare, pasien tidak lagi perlu membayar biaya kamar, sehingga pasien bisa menghemat biaya sebesar 75% bahkan lebih. Pasien cukup mengocek harga sekitar 2 juta rupiah setiap harinya.

“Dari pihak kami akan menilai kira-kira calon pasiennya bisa tidak mengikuti Intensive Homecare, lalu dari kondisi rumah pasien memungkinkan tidak. Jadi, ada beberapa penilaian dan kriteria untuk calon pasien. Jika semua kriteria terpenuhi dan kami anggap oke baik kamar maupun pasiennya, baru nanti pasien akan ditransport, sehingga ketika pasien sampai di rumah, sudah tersedia semua fasilitas yang dibutuhkan,” tandas Faris.

Rencananya, gagasan ini akan diterapkan di wilayah Bandung terlebih dahulu, kemudian akan meluas ke kota-kota besar lain seperti Jakarta dan Semarang. Dengan adanya gagasan Intensive Homecare, diharapkan Indonesia tidak lagi dihadapkan oleh persoalan pasien yang tidak mendapatkan kesempatan perawatan terbaik rumah sakit bagi kesehatan mereka.

Penulis

Oleh Rohedy Ayucandra Farizi J.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6