Citizen6 Jakarta Meminum air putih sangat disarankan untuk membantu kerja organ-organ dalam tubuh. Bahkan untuk menjaga keseimbangan tubuh, kita diimbau untuk minum beberapa gelas air putih dalam sehari. Akan tetapi terkait waktunya, kapan baiknya kita meminum air putih, tidak banyak kita tahu, malah apa yang kita biasakan selama ini ternyata keliru. Berikut perihal momen minum air putih yang kadung salah kaprah dipahami.
1. Usai olahraga
Baca Juga
Usai olah raga yang sampai membuat nafas tersengal-sengal, cenderung membuat kita haus. Kebanyakan dari kita langsung menenggak air putih secara brutal. Padahal menurut peneliti dari Unversitas Federal Brasil Juiz de Fora, William Adams, hal itu merupakan kesalahan.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir dari Prevention, meminum segelas air usai olahraga berat, dapat memperlambat kerja hati. Minum air putih usai berolahraga berat, diketahui juga dapat meningkatkan risiko aritmia yang dapat mematikan mortalitas kardiovaskular.
Cairan yang masuk ke dalam tubuh usai melakukan olahraga berat dapat menurunkan plasma darah yang mengalir dalam jantung. Untuk mengantisipasi hal itu, Adams menyarankan untuk tidak minum air selagi kita masih ngos-ngosan. "Karenanya cairan yang masuk ke dalam tubuh Anda, selagi berkeringat sama saja membuang energi dan H20 yang dibutuhkan oleh tubuh," ujarnya dilansir dari Prevention.Â
2. Sebelum makan
Banyak sekali orang yang beranggapan meminum segelas air sebelum makan dapat mencegah makan berlebih sehingga tepat untuk diet. Kebiasaan demikian sangat keliru dan tidak disarankan untuk kesehatan.
Mengonsumsi air terlalu banyak, tepat sebelum makan bisa saja membuat kita kehilangan nafsu makan karena lambung menjadi penuh. Namun minum air sesaat sebelum makan akan membuat proses penyerapan makanan oleh enzim menjadi lebih sulit.
Pakar enzim yang juga guru besar kedokteran di Albert Einstein College of Medicine AS, Prof. Hiromi Shinya MD, dalam karangannya, ‘The Miracle of Enzyme’, menyarankan agar minum air putih dilakukan sekurangnya 1 jam sebelum waktu makan.
Hal itu juga berlaku di tengah-tengah makan. Kita tidak disarankan untuk meminum air putih. Untuk menjaga agar tidak tersedak, sebaiknya kita mengatur cara makan."Air memang dibutuhkan tubuh, namun sebagaiamana tanaman menghisap air jika pengairan tidak tepat hanya akan membuat tanaman menjadi layu dan busuk," katanya.
Advertisement
3. Korban kecelakaan
Maksud kita mungkin baik, namun bisa jadi apa yang kita anggap baik ternyata membahayakan nyawa orang lain. Tidak jarang di masyarakat kita, begitu terjadi kecelakaan dan korban nampak masih sadar, kita memberinya minuman. Kelaziman itu mungkin berkaitan dengan harapan korban kecelakaan menjadi sedikit tenang. Padahal itu kebiasaan yang harus juga kita hindari.
Seorang dokter spesialis bedah dari RSU Bunda Jakarta, dr I Gusti Ayu (IGA) Nari Laksmi Dewi, Sp.B mengatkan, salah satu cedera yang sering dialami korban kecelakaan adalah cedera otak atau yang lebih dikenal dengan istilah gegar otak, yang dipicu oleh benturan di kepala. Pada kondisi seperti ini, sebaiknya pasien gegar otak jangan langsung diberi minuman atau makanan. Hal itu juga berlaku untuk gegar otak ringan.
Tidak memberikan minum pada pasien cedera otak ringan sesaat setelah kecelakaan dilakukan sebagai upaya preventif, untuk mencegah risiko pembiusan, seandainya dokter akan segera melakukan tindakan operasi. "Ini untuk mencegah risiko pembiusan jika akan dilakukan operasi segera. Jadi harus dilakukan pengosongan perut atau puasa. Kalau perutnya penuh, saat dibius bisa muntah, bisa masuk ke paru-paru," ujarnya. (War)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6