Citizen6, Jakarta Libur akhir tahun sudah semakin dekat, sudahkah anda merencanakan liburan bersama keluarga dan kerabat?. Mengunjungi museum adalah salah satu ide liburan yang mengasyikkan. Selain berekreasi juga sekaligus dapat menambah wawasan mengenai berbagai macam sejarah yang ada di pelosok nusantara. Museum Kereta Api Ambarawa, salah satu museum kereta yang bisa anda kunjungi ketika liburan kali ini. Di Museum Kereta Api Ambarawa, anda dapat bernostalgia tentang sejarah kereta uap yang ada di Indonesia khususnya di Ambarawa pada masa kolonial Belanda.
Museum Kereta Api Ambarawa dulunya merupakan salah satu stasiun kereta api di Jawa Tengah yang aktif pada masa kolonial Belanda. Stasiun Kereta Api Ambarawa pada awalnya dikenal sebagai Stasiun Willem I. Stasiun Ambarawa dulunya menghubungkan antara Stasiun Kedungjati dengan Stasiun Yogyakarta. Pada tahun 1970, stasiun ini ditutup. Kemudian tahun 1976, Stasiun Ambarawa di alih fungsikan menjadi Museum Kereta Api Ambarawa. Bangunan yang berdiri sejak zaman Belanda tersebut sampai sekarang masih kokoh berdiri dan arsitekturnya yang unik dan klasik dapat membawa anda bernostalgia pada masa kejayaan kereta uap dari era kolonial Belanda.
Advertisement
Koleksi lokomotif uap yang ada di Museum Kereta Api Ambarawa bisa dibilang cukup banyak. Mulai dari lokomotif seri B, C, CC (lokomotif terbesar), D, dan F. Lokomotif-lokomotif uap yang ada di Stasiun Ambarawa ini memiliki keistimewaan tersendiri.
Baca Juga
Beberapa lokomotif yang memiliki keistimewaan misalnya lokomotif seri C28 buatan Jerman yang dulunya merupakan lokomotif dengan jumlah terbanyak di Indonesia dan memiliki kapasitas mesin 1050hp yang dapat menempuh kecepatan hingga 90km/jam sehingga pada saat itu digunakan untuk menarik kereta express. Lokomotif seri CC50 merupakan koleksi terbaru yang dimiliki oleh Museum Kereta Api Ambarawa yang didatangkan pada tahun 1928 dan dulunya digunakan untuk menarik kereta express siang dan express malam.
Lokomotif seri D10 yaitu lokomotif yang mampu mejelajahi jalur yang memiliki tingkat kecuraman 18% meskipun berjalan dengan kecepatan rendah 20 km/jam dan mampu mencapai kecepatan maksimal 45 km/jam. Masih banyak lokomotif lainnya yang sangat langka dan pastinya memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan lokomotif-lokomotif uap lainnya. Hingga saat ini terdapat lokomotif uap seri B2502, B2503, dan B5112 yang masih aktif dan digunakan sebagai kereta wisata.
Selain koleksi lokomotif, Museum Kereta Api Ambarawa juga memiliki koleksi peralatan dan perlengkapan perkeretaapian kuno, seperti mesin hitung, pesawat telepon kuno, mesin telegram, mesin ketik, stempel karcis, dan berbagai topi masinis. Ruangan yang dulunya digunakan untuk kantor stasiun sekarang digunakan sebagai ruang koleksi museum. Stasiun yang terletak di Jalan Stasiun No 1, Ambarawa, Kabupaten Semarang ini beroperasi setiap hari (Senin-Minggu) pada pukul 08:00 – 16:00 WIB. Jika dari Kota Semarang menuju Ambarawa dapat ditempuh dengan waktu sekitar satu jam.
Harga tiket masuk cukup terjangkau yaitu Rp5000 untuk usia anak-anak dan Rp10000 untuk usia dewasa. Apabila anda dan keluarga maupun teman ingin menikmati wisata kereta dengan rute Stasiun Ambarawa – Stasiun Jambu anda bisa membeli tiketnya seharga Rp50000 per orangnya dan untuk satu kali perjalanan wisata. Anda dapat menikmati pemandangan pegunungan dan sawah yang hijau disepanjang perjalanan. Di Museum Kereta Api Ambarawa anda dapat berfoto-foto atau sekadar bersantai menikmati suasana klasik yang ada di Museum Kereta Api Ambarawa saat liburan akhir tahun ini.
Penulis:
Hizkia Dion
Â
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6