Citizen6, Jakarta Dalam dunia astronomi, gerhana matahari merupakan fenomena yang sangat sepektakuler. Tidak ketinggalan, masyarakat awam pun juga memiliki hasrat untuk menyaksikan fenomena alam yang terbilang langka ini. Namun tidak semua fenomena gerhana matahari bisa dilihat langsung oleh mata telanjang. Minimal menggunakan kacamata yang telah didesain khusus untuk mengurangi penyerapan energi cahaya matahari yang masuk ke retina.
Baca Juga
Akan tetapi, ada pengecualian untuk fenomena gerhana matahari yang terjadi pada Maret mendatang di Indonesia. Berikut penjelasannya menurut Prof B. Ralph Chou, peneliti gerhana dari Universitas Waterloo, Kanada dilansir dari blog pribadinya.
Gerhana matahari yang terjadi di Indonesia pada Maret mendatang adalah gerhana matahari total, yakni gerhana matahari yang 100% tertutup oleh Bulan. Sehingga sangat aman untuk dilihat langsung oleh mata. Namun periode ini terjadi dengan sangat singkat dan memang jarang terjadi.
Advertisement
Kendati demikian, gerhana matahari total memiliki fase, yakni fase gerhana matahari cincin, sabit, dan gerhana matahari sebagian. Pada fase-fase tersebut, sangat tidak disarankan untuk melihat langsung matahari tanpa menggunakan alat khusus dalam rentang waktu yang lama.
Oleh karena itu, bagi yang tidak memiliki alat khusus ketika matahari belum masuk pada fase total, masyarakat awam disarankan untuk melihat fenomena gerhana di atas bayangan air. Setelah memasuki tahap gerhana matahari total, Anda dibolehkan untuk melihat secara langsung.
So, selamat menyambut gegap gempita fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan menyapa Indonesia pada Maret mendatang. Diprediksi, beberapa wlayah Indonesia akan kebanjiran wisatawan mancanegara yang ingin turut serta menyaksikan fenomena paling langka di dunia ini. (war)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6