Sukses

Sepotong Senja untuk Dian Sastro dan Abimana Aryasatya

Abimana Aryasatya, Dian Sastrowardoyo, dan Butet Kertaradjasa membacakan cerpen-cerpen karya Seno Gumira Ajidarma

Citizen6, Jakarta Penggila sastra, pastilah tak asing dengan nama Seno Gumira Ajidarma. Seperempat abad lalu, cerpennya "Sepotong Senja untuk Pacarku" terbit. Cerpen tersebut ternyata disukai banyak orang. Bahkan, banyak yang sengaja mengirim cerpen tersebut dalam bentuk surat cinta. Mengganti nama tokoh di dalam cerpen dengan nama kekasih mereka.

Tepat sehari sebelum hari Valentine, Seno ingin mengajak penggemarnya kembali memasuki keindahan dunia senja; dunia yang tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Bertempat di Galeri Indonesia Kaya, tiga cerpen Seno dibacakan oleh Abimana Aryasatra, Butet Kertaradjasa, dan Dian Sastrowardoyo. 

Cerita pertama, Sepotong Senja untuk Pacarku, dibacakan oleh Abimana. Cerpen tersebut mengisahkan seorang pria bernama Sukab yang memotong senja untuk dikirimkan pada perempuan terkasih, Alina. Kelakukannya membuat kegemparan. Langit berlubang setelah senja dicuri. Sukab bahkan mesti menghindari kejaran polisi karena dianggap mencuri senja. Toh ia berhasil mengirimkan senja tersebut dalam amplop.

Mengenakan kaos, jeans, dan sepatu dengan warna senada, Abimana membacakan cerpen tersebut dengan baik. Suaranya lirih, mengisyaratkan rasa cinta yang membuncah pada seorang wanita. Terkadang, nada suaranya naik. Apalagi saat Abimana membaca bagian kejar-kejaran. Penonton dibuat terhanyut dengan warna suaranya yang dalam, seolah-olah Sukab menjelma ke dalam dirinya.

Galeri Indonesia Kaya 

Berbeda dengan Abimana, Butet membacakan cerpen "Tukang Pos dalam Amplop" dengan gaya jenaka. Butet mengaku ini bukan pertama kalinya ia membacakan karya-karya Seno. Cerpen yang berkisah tentang tukang pos yang terperosok dalam amplop berisi senja dan mengalami pengalaman ajaib, dibawakan Butet dengan gaya teatrikal yang kocak.

Penampilan terakhir, Dian Sastrowardoyo naik ke atas pentas. Dengan pakaian sporty, Dian membacakan cerpen "Jawaban Alina." Cerpen yang mengisahkan penolakan Alina terhadap Sukab yang mengiriminya senja. Amplop tersebut baru tiba 10 tahun kemudian dan menimbulkan bencana setelah dibuka.

Sayang, penampilan Dian terasa kontras dengan dua penampil sebelumnya. Ia tampak terburu-buru, beberapa kali salah ucap, dan bahkan seperti tak meresapi apa yang ia baca. Ditemui usai acara, Abimana mengaku gugup saat membacakan cerpen idolanya tersebut.

Galeri Indonesia Kaya 

"Sumpah, grogi banget. Soalnya ini baru pertama kali. Takut ga bagus," tuturnya kepada Liputan6.com, di Galeri Indonesia Kaya, Sabtu (13/02/2016).

Meski merasa tidak puas, suami Inong Ayu itu merasa lega setelah membaca cerpen selama kurang lebih 20 menit.

"Selesai tampil, rasanya plong. Kalau bisa teriak, saya teriak," ujar dia.

Butet yang berada tak jauh darinya, berujar kalau penampilan Abimana termasuk bagus untuk seseorang yang baru pertama kali membaca cerpen di hadapan banyak orang. Hal itu diamini oleh Seno.

"Bagus, kok. Penghayatannya pas membaca ga kaya baru pertama kali tampil," kata Seno ditemui di tempat yang sama.

Seno berharap seni membaca cerpen kembali populer. Kalau perlu, dibuat di TV dan radio. Ketika ditanya kesediaannya bila diajak membaca cerpen lagi, Abimana tertawa.

"Ayo aja!" (sul)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6