Citizen6, Jakarta Di era kemajuan digital, media online berlomba-lomba menyajikan tulisan yang memikat pembaca. Pemanfaatan media sosial sangat besar bagi tulisan yang ditayangkan. Sekadar status di Facebook, Twitter, maupun Path akan menarik perhatian netizen yang membacanya.
Baca Juga
Dalam acara community meet up Komunitas Sivitas Akademika Universitas Terbuka pada Minggu (21/2/2016) di SCTV Tower, Senayan City, Jakarta, pembicara Karmin Winarta, Community Development Liputan6.com membagi ilmu seputar dunia media sosial dan penulisan kreatif.
"Bikin status di Facebook atau Twitter harus hati-hati. Begitu juga kalau kalian menulis di blog. Karena semua mata bakal membaca apa yang kalian posting...," tutur Karmin.
Advertisement
Untuk menghasilkan tulisan yang bagus memerlukan jam terbang tinggi dan latihan yang terus-menerus. Konten yang disajikan di era 2.0 ini semakin bervariasi. Sudut pandang artikel yang unik dinilai menggugah netizen. Kategori sebuah tulisan dianggap populer, layak atau tidak layak berada di tangan netizen.
Era 2.0 tidak ada loyalitas bagi netizen untuk setia membaca satu media online. Artinya, netizen pandai memilih dan membaca berita apa saja yang tersaji di berbagai media online. Informasi tidak hanya dibaca pada satu sumber berita saja.
Karmin menanggapi pertanyaan dari mahasiswa Universitas Terbuka yang hadir terkait cara mengetahui kebenaran berita yang asli atau hoax (palsu).
"Saat ini semua informasi adalah sampah dan kita (netizen) pemulungnya. Kita jangan langsung menerima atau membagikan begitu saja berita yang beredar. Apalagi sekarang kan banyak berita hoax kematian artis, seleb, sampai penyanyi.Â
Berita yang tidak jelas itu harus ditelusuri: siapa dia (orang) yang menyebarkan pertama kali berita hoax, kenapa dia menyebarkan berita tersebut," ungkapnya.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6