Sukses

Teater Koma Kembali Gelar Pementasan 'Semar Gugat' yang Melegenda

Naskah Semar Gugat yang pernah mendapat penghargaan oleh Pangeran Maha Vajiralongkorn dari Thailand, kembali diangkat tahun ini

Citizen6, Jakarta - Sukses dengan lakon Inspektur Jenderal tahun lalu tak membuat Teater Koma berdiam diri. Kreativitas tak boleh mati. Karena itu, awal Maret tahun ini Teater Koma didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya mengangkat kembali naskah Semar Gugat.

Semar Gugat sebelumnya pernah dipentaskan pada tahun 1995. Berkat pementasan itu, sutradara sekaligus penulis naskah N. Riantiarno diganjar penghargaan South East Asia Writers pada tahun 1998. Penghargaan diserahkan langsung oleh putra mahkota Thailand, Pangeran MahaVajiralongkorn.

Ada alasan tersendiri mengapa naskah ini kembali diangkat. Menurut N. Riantiarno, keadaan negara tak banyak berubah sejak tahun 1995. Karena itu, Semar Gugat dipentaskan dengan harapan dapat menggelitik pemerintah.

"Korupsi masih merajalela, monopoli di mana-mana. Meski memang kemajuan sudah banyak, tapi masih kurang," terang N. Riantiarno saat ditemui di sela-sela latihan pementasan Semar Gugat di Bintaro, Rabu (24/02/2016).

 Tokoh Semar, Gareng dan Bagong saat menampilkan beberapa adegan dalam sesi latihan persiapan pra pementasan Semar Gugat di Sanggar Teater Koma, Tangerang, (24/2). Teater Koma menggelar Semar Gugat 3-10 Maret di GKJ. (Liputan6.com/Yoppy Renato) 

Lakon Semar Gugat berpusat pada kuncung Semar yang dipotong. Kuncung Semar dipotong atas permintaan Srikandi pada Arjuna. Padahal, kuncung tersebut melambangkan kebijaksanaan. Terang saja hal tersebut membuat Semar marah dan memutuskan menantang Arjuna serta Srikandi adu kesaktian.

Ada yang unik dari pementasan kali ini. Dua lakon pewayangan dimainkan secara lintas gender. Maksudnya, lakon Arjuna nantinya dimainkan oleh seorang perempuan. Sedangkan lakon Srikandi malah dimainkan oleh laki-laki. Menurut N. Riantiarno, konsep seperti ini kadang-kadang ia lakukan mengingat keterbatasan pemain.

"Kita mengacu pada ludruk. Dalam ludruk, seringkali peran perempuan dimainkan oleh laki-laki. Misalnya kali ini yang menjadi Srikandi itu Rangga," ujar dia.

Sejumlah pemain Teater Koma saat melakukan konpers dalam sesi latihan persiapan pra pementasan Semar Gugat di Sanggar Teater Koma, Tangerang, (24/2). (Liputan6.com/Yoppy Renato) 

Pementasan kali ini didukung oleh nama-nama yang tak asing di kalangan penggemar Teater Koma. Kali ini, lakon Semar akan dimainkan oleh Budi Ros. Turut berpartisipasi Dorias Pribadi, Rita Matu Mona, Emanuel Handojo, Asmin Timbil, Raheli Dharmawan, Alex Fatahillah serta Daisy Lantang. Tidak ketinggalan pula Cornelia Agatha, Tuti Hartati Dwi, Dana Hassan, Bayu Dharmawan Saleh, Andhini Puteri Lestari, Ina Kaka, Angga Yasti, Julung Ramadan, Bangkit Sanjaya, serta Rangga Riantiarno.

Penataan gerak dipercayakan kepada Sentot S. yang juga menangani koreografi “Semar Gugat” tahun 1995. Tata busana digarap oleh Rima Ananda Omar, komposisi lagu karya Idrus Madani diaransemen oleh Fero A. Stefanus, skenografi dirancang oleh Taufan S. Chandranegara, pengarah teknik Tinton Prianggoro berkoordinasi dengan pimpinan panggung Bayu Dharmawan Saleh. Semua dikomandoi oleh co-sutradara Ohan Adiputra dan sutradara N. Riantiarno.

Sejumlah pemain Teater Koma saat mengadakan acara syukuran untuk pementasan Semar Gugat di Sanggar Teater Koma, Tangerang, (24/2). Teater Koma akan menggelar pentaskan Semar Gugat pada 3-10 Maret di GKJ. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Pementasan Semar Gugat akan digelar pada tanggal 3-10 Maret 2016 di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru. Pentas hari Senin s.d. Sabtu dimulai pukul 19.30 WIB, sedangkan pentas hari Minggu diadakan pukul 13.30 WIB. Tiket dibanderol dari harga Rp75.000 sampai Rp350.000. (sul)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6