Sukses

Miniatur Painting, Seni Lukis Mini nan Menggemaskan

Seni melukis mini belum banyak yang menekuni. Bagaimana kisah salah satu seniman seni lukis mini Indonesia ini?

Citizen6, Jakarta - Mengulik dunia seni seakan tak ada habisnya. Ada-ada saja yang dilakukan oleh para seniman untuk mengejawantahkan ide-ide yang berseliweran di kepala mereka. Butuh kreativitas pula tentunya untuk dapat menuangkan ide-ide tersebut ke dalam medium yang tepat.

Salah satu seni melukis yang belum banyak diketahui orang yakni miniature painting atau miniature art. Sesuai namanya, miniature painting merujuk pada seni lukis yang berukuran mini/kecil dengan skala tak lebih dari 1:16, namun tetap mengutamakan detail.

Mengutip dari Miniature-art.com, daya tarik manusia untuk menciptakan lukisan dalam bentuk mini telah dibuktikan dalam banyak peradaban dunia. Bangsa Yunani kuno menghiasi dinding mereka dengan mural kecil seukuran koin/cincin. Pada Abad Pertengahan, para bhikkhu sering menghiasi halaman naskah dengan detail halus yang berukuran kecil.

Di luar negeri, sudah banyak seniman yang menekuni miniature art. Namun untuk di Indonesia sendiri, bisa dibilang masih dalam hitungan jari.

-

Salah satu seniman miniature art yang sempat Liputan6.com temui yakni I Wayan Gede Smara Pradipta atau biasa dipanggil Ara. Pria kelahiran Kuta, Bali ini ternyata sudah cukup lama menekuni miniature painting. Pertemuan pertama dengan Ara yakni saat karya-karyanya dipamerkan ketika Dewi 'Dee' Lestari merilis seri terakhir Supernova, Intelegensi Embun Pagi. Berikut hasil wawancara dengan Ara terkait miniature art.

1. Sepertinya di Indonesia belum banyak Miniature Painting layaknya yang kamu buat. Atau sepengetahuanmu gimana?

Jujur kalo di Indonesia saya belum tahu pasti, mungkin ada juga cuma saya yang kurang tahu. Cuma kalo di luar negeri sudah ada beberapa.

2. Sudah berapa lama melakoni miniature painting?

Saya mulai di September 2014 sampai sekarang. Jadi kira-kira hampir dua tahun.

 

Sneak peek at yesterday's Supernova fan-art exhibition🔍

A photo posted by ara (@talkingtothewalls) on

 

3. Melukis dengan ukuran seperti ini pasti susah sekali, ya? Kesulitan apa aja sih yang kamu rasakan sewaktu membuat lukisan dalam bentuk mini seperti ini?

Kalau berbicara tentang kesulitan pasti ada. Ukurannya yang nggak biasa membuat saya harus lebih fokus dalam membuat objeknya. Hal yang crucial sebenarnya dalam pewarnaan. Karena saya buta warna parsial (hijau dan merah), jadi mata saya kurang begitu sensitif untuk melihat warna tertentu.

Dulu sering tanya ke temen, "Ini warna apa ya?" Cuma sekarang sudah nggak lagi. Ada aplikasi di ponsel saya yang namanya Color Identifier. Fungsinya untuk mendefinisikan warna, jadi tinggal point ke objek nanti di atasnya langsung ada penjelasan itu warna apa. Itu aja sih, sisanya nggak begitu susah karena menggambar ini hobi dari kecil jadi dijalaninnya seneng-seneng aja.

 

4. Apakah ada skala tertentu yang mesti dipatuhi seorang pelukis miniature painting? Ukuran terbesar dan terkecil yang pernah kamu buat sebesar apa?

Skala tertentu sebenarnya nggak ada sih ya. Tapi secara saya pribadi objeknya nggak boleh lebih dr 4cm. Karena 4cm itu sudah gede sekali untuk ukuran miniature painting, space yang besar bikin detailnya juga gampang jadi nggak ada tantangannya. Ini pendapat saya pribadi sih.

5. Namamu makin dikenal setelah kamu melukis novel Dewi 'Dee' Lestari dalam bentuk mini. Bagaimana ceritanya?

Saya fans Dewi Dee Lestari sudah dari lama sekali. Bisa dibilang fans garis keras. Tahun lalu bulan April, saya membuat lukisan bertemakan "Dee" untuk pertama kali, dan ajaibnya direspon oleh beliau. Lalu saya lanjutkan serinya sampai semua buku Dee Lestari saya buat versi miniature painting-nya.

Begitu akhirnya sampai pada peluncuran buku terakhir dari Supernova, beliau mengundang saya untuk menghadiri acara peluncuran bukunya sebagai bentuk apresiasi. Beliau juga meminta saya membawa karya-karya saya untuk dipamerkan di acara tersebut. Masih nggak percaya sih sampai sekarang, berasa kayak mimpi.

6. Ada lagi prestasi yang pernah diraih?

Tahun lalu sempet ikut kompetisi art di Instagram (@the_art_competition) dan tahun ini sudah sempet ikut juga. Kompetisinya bersifat global. Siapa saja boleh mengajukan karya dan setiap minggu diundi pemenangnya. Di kompetisi ini sudah pernah menang juara pertama sebanyak dua kali.

 

2015/11/01 : RIP Pak Raden 2,1 cm x 1,9 cm Suyadi, known as Pak Raden, Indonesian veteran artist, storyteller and puppeteer who created the 1980's hit TV series Si Unyil, passed away on Friday evening at 82 years old due to a lung infection. I owe a lot to this man for my amazing childhood, sketch, story, laugh, uncountable life lessons. May you Rest in Peace Pak, thank you for making our childhood happy & feeling so precious can see your hardwork. He's hero for every kids in Indonesia. Image reference : Den Yodha #miniature #painting #minithing #art #artsy #rippakraden #pakraden #artsy #childhood #indonesian #maestro #sketch #design #vsco #vscocam #selamatjalanpakraden #instaart #arts_help #siunyil #watercolor #winsorandnewton #indonesia #🇮🇩

A photo posted by ara (@talkingtothewalls) on

 

7. Ada pengalaman unik ga selama menjadi miniaturist alias pelukis miniature painting?

Ada banget. Karena saya orangnya kadang bosen ngelukis di ruangan tertutup, sekali waktu pernah ngelukis di kafe gitu. Terus ada beberapa orang yang tertarik dan melihat saya melukis. Ada yang mengira saya sebagai pelukis untuk nail-art karena saya suka memakai kuku sebagai palet biar nggak ribet. Ya saya jelasin lagi kalau saya bukan membuat nail-art tapi pelukis mini.

8. Lukisan-lukisan minimu dijualkah? Apakah kamu menerima permintaan melukis secara pribadi?

Kalo dijual secara besar-besaran sih belum, karena saya sedikit "emosional" kalau mau melepas lukisan. Jadi kalau orangnya nggak bersikeras banget, saya gak akan lepas. Dan lagi belum dibuat soft copy-nya. Kalau-kalau nanti ada kesempatan pameran lagi biar kalau ada yang sudah terjual, ya saya pamerin ya versi print-nya. Sejauh ini hampir semuanya masih saya simpan.

Untuk request belum saya buka. Saya punya daftar sendiri apa yang akan saya lukis dan itu sudah cukup banyak , sih. Jadi kalau bikin lebih dari itu kayaknya akan ngaruh ke kesehatan mata juga.

 

9. Sedikit tips dan saran bagi yang tertarik mengikuti hobimu, dong.

Di sini mungkin saya tekankan dalam lingkup luas, ya tidak fokus pada miniature art. Intinya apapun yang kamu jalani, apakah nyanyi, apakah nulis, dan lain lain, fokus saja. Harus bisa tekun dan konsisten. Bikin target boleh, cuma jangan sampai gila-gilaan. Nikmati aja prosesnya.

Kalau fokus ke lukisan ini, ya mesti banyak latihan. Ga semua juga langsung bagus. Saya pun waktu mulai itu parah deh, bahkan cenderung "besar" untuk dikatakan sebagai miniature painting. Tapi lama kelamaan jadi ngerti sendiri celanya di mana, caranya bikin lebih bagus. Prosesnya yang penting, kadang orang tidak menikmati proses dan langsung ingin hasil bagus, itu yang susah. (sul)

 

* Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar Mulai Pukul 06.00 - 09.00 WIB. Klik di sini

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6