Sukses

Kreatif Ekspedisi Literasi Menyusuri Madura

Pulau Madura dipilih karena kaya akan potensi di bidang pariwisata, kuliner, serta sosial budayanya.

Citizen6, Jakarta Lazimnya, kuliah kerja nyata (KKN) dilaksanakan oleh mahasiswa tingkat akhir di strata satu (S-1). Akan tetapi, yang dilakukan oleh mahasiswa Pascasarjana Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya ini berbeda.

Sebanyak 17 mahasiswa prodi magister ilmu komunikasi (MIKom) angkatan 2014 tersebut menghelat kegiatan ekspedisi literasi menyusuri Madura pada 5–6 Maret 2016. ”Ini seperti KKN kedua bagi kami,” tutur Eko Prasetyo, salah seorang panitia.

Pulau Madura dipilih karena kaya akan potensi di bidang pariwisata, kuliner, serta sosial budayanya. Tim ekspedisi literasi MIKom angkatan 2014 tersebut memilih Kabupaten Pamekasan dan Sumenep sebagai destinasi. Tim ekspedisi literasi MIKom Unitomo menyempatkan singgah di kawasan Pantai Talang Siring, Pamekasan, untuk mempelajari histori budaya. ”Madura ternyata menyimpan pesona tersendiri. Sayangnya, banyak potensi wisatanya yang belum teroptimalkan,” terang Abdul Rozaq, anggota tim asal Tuban.

Selanjutnya mereka mengunjungi pendidik inspiratif asal Pamekasan, yakni Muhammad Luthfi. Pria 31 tahun itu tinggal di Desa Kertagena Daya, Kecamatan Kadur. Ia mengelola sekolah yang terdiri atas raudlatul afthfal (RA/setingkat TK), madrasah ibtidaiyah (setingkat SD), dan madrasah tsanawiyah (MTs). Sekolah tersebut termasuk terpencil dan harus ditempuh sekitar setengah jam dari pusat Kota Pamekasan. Jalan menuju ke tempat itu berkelok-kelok karena melewati perbukitan. ”Perjuangan Mas Luthfi dalam membangun sekolah ini serta pengabdiannya untuk masyarakat setempat menjadi inspirasi tersendiri,” tutur Mastuti Aksa, ketua tim.

”Lokasi ini khas akan pohon siwalan yang rasanya berbeda dengan siwalan di Jawa. Pemandangan di daerah ini juga sangat indah,” papar Anggit Pratama, anggota tim yang sebelumnya pernah melakukan riset di Pulau Garam.

Tim ekspedisi literasi itu juga menikmati langsung kuliner khas Pamekasan serta Sumenep. ”Kegiatan ini bagian dari upaya untuk melestarikan kultur dan kearifan lokal. Selain itu, kami menjalin tali silaturahmi dan mensyukuri kebesaran Tuhan melalui aktivitas sosial seperti ini,” pungkas Eko.

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6