Citizen6, Jakarta - Banyak kita temukan orang-orang yang berkoar-koar ingin melakukan perubahan, namun tidak banyak yang benar-benar melakukannya. Kisah pria yang satu ini mungkin dapat menjadi bahan cerminan bagi kita. Bahwa perubahan, tidak butuh suara. Cukup kesabaran dan aksi yang kita lakukan.
Yacouba Sawadogo adalah seorang petani Afrika inovatif. Selama 30 tahun terakhir, ia melakukan perjalanan ke seluruh gurun untuk menghidupkan kembali lahan-lahan yang gersang dengan reboisasi. Hanya berbekal sekop dan keyakinan bahwa segala sesuatu dapat berubah menjadi lebih baik, lihat hasil yang ia capai.
Baca Juga
Pada tahun 1980-an, kekeringan yang mengerikan melanda wilayah Sahel, Afrika. Kekeringan tersebut menghancurkan semua yang hijau, mengurangi curah hujan hingga 80%, dan bahkan mengubah lahan-lahan di sana menjadi padang gurun.
Advertisement
Sebagian besar masyarakat Sahel mengungsi jika ingin tetap hidup. Tidak demikian dengan Yacouba. Ia memilih tetap bertahan dan tinggal di kampung halamannya.
Yacouba mungkin tidak bisa membaca dan menulis. Ia juga tidak menggunakan gawai maupun teknik menanam yang canggih. Tapi ia tahu, ia harus berbuat sesuatu.
Yacouba kemudian menggunakan praktik pertanian Afrika kuno yang disebut 'zai.' Ia menanam benih di lubang-lubang kecil yang diisi dengan kompos. Lubang-lubang tersebut lalu diisi dengan air selama musim hujan, sehingga mereka mampu mempertahankan kelembaban dan nutrisi selama musim kemarau.
Eksperimen Yacouba berhasil: kualitas tanah pun meningkat. Setelah berhasil menumbuhkan jawawut dan sorgum (sejenis padi-padian), ia juga berhasil menumbuhkan pohon baru yang pada gilirannya membantu mengisi tingkat air tanah.
Cerita kegigihan Yacouba ini menggema ke seluruh dunia, sampai-sampai pada tahun 2010, sebuah film dokumenter tentang perjuangannya dibuat.
Semua perjuangan yang ia lalui, dimasukkan ke dalam restorasi hutan lokal dan program pelatihan bagi petani yang ingin belajar teknik menanam seperti Yacouba.
Teknik menanam 'Zai' kini diajarkan dan digunakan di seluruh wilayah di Afrika. Petani setempat pun belajar menjaga pasokan makanan mereka dan beradaptasi dengan perubahan iklim dari teknik yang dilakukan Yacouba.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6