Sukses

Balita Dua Kepala di India Jalani Operasi Berisiko Tinggi

Balita ini memiliki kista yang membuatnya tampak seperti memiliki dua kepala.

Citizen6, Jakarta - Orang tua balita yang memiliki kista menyerupai kepala kedua, akhirnya dapat menarik napas lega. Setelah operasi berisiko selama enam jam, akhirnya kista tersebut dapat diangkat. Padahal sebelumnya dokter lain mengatakan kalau bocah tersebut tak akan bisa diselamatkan. 

Yamanoor Naranal lahir dengan oksipital encephalocele, sebuah kondisi langka di mana cairan otak keluar dari tulang tengkorak. Orang tua Yamanoor, Karriappa Naranal (35) dan Shridevi Naranal (28) dari desa Tavariyara, selatan Karnataka, India, awalnya diberi tahu tak ada harapan anaknya akan selamat segera setelah bayi mereka lahir dengan kondisi penyakit tersebut.

dailymail 

Pasangan ini nyaris putus asa. Namun kemudian Tuhan menjawab doa mereka. seorang petugas kesehatan menyarankan mereka mencoba ke Banglore di mana terdapat rumah sakit yang lebih baik. Kedua orang ini pun pergi untuk mencoba peruntungan mereka.

"Kebanyakan dokter mengatakan kalau kesempatan anak saya hidup hanya 1:90 dari kasus yang ada. Tidak ada dokter yang mau mengambil risiko karena operasi dirasa mustahil," kata Karriappa seperti dikutip dari DailyMail, Kamis (21/04/2016).

Saat di Banglore, ternyata ada dokter yang mengatakan peluangnya 50:50 Yamanoor bertahan jika dilakukan operasi. Karriappa yang hanya bekerja sebagai buruh pun memilih mencoba mengambil kesempatan itu.

dailymail 

Bulan lalu, Yamanoor mulai dirawat di Rumah Sakit Sapthagiri, Banglore. Dan setelah operasi enam jam, dokter berhasil mengangkat kista yang diameter ukurannya sekitar 20 cm.

"Kondisi ini terjadi pada bayi yang kekurangan asam folat," ujar Dr Hariprakash Chakravarthy. "Kondisi ini terjadi ketika ada kesenjangan antara dua tulang tengkorak, sehingga ketika tengkorak tumbuh, terdapat tonjolan berisi cairan."

Untungnya, saat operasi dilakukan, tidak ada hal buruk terjadi. Kini Yamanoor telah kembali ke rumahnya, namun sebulan setelah pengobatan ia mesti melakukan check up tiap tiga bulan.

"Aku sangat berterima kasih pada para dokter. Rasanya tidak percaya anakku bisa hidup normal lagi," tukas Karriappa.

 **Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6