Liputan6.com, Jakarta Datangnya bulan Ramadan disambut suka cita umat muslim sedunia. Keriuhan itu tampak tak hanya pada riuhnya ucapan di media sosial. Namun di banyak wilayah Indonesia terdapat ritual atau tradisi menyambut bulan puasa.
Di Aceh ada tradisi Meugang, di Padang Pariaman Tulak Bala' , di Semarang ada Dugderan, di Betawi ada Nyorog, Perang Air di Magelang, Balimau di Sumatra Barat, Belangiran di Lampung dan lainnya. Semua masyarakat muslim menyambut gembira karena bulan Ramadan adalah bulan yang penuh kebaikan.
Baca Juga
Namun hal ini tak dirasakan oleh semua muslim di wilayah Xinjiang China. Seperti dilaporkan AFP Muslim di wilayah ini dilarang berpuasa oleh penguasa.
Advertisement
Sampai hari ini Pemerintah China masih melarang umat Islam di wilayahnya menunaikan ibadah puasa, seperti tahun-tahun sebelumnya.
Larangan berpuasa tersebut berlaku bagi PNS, pelajar dan anak-anak seperti yang dipublikasikan oleh Biro Keamanan Publik di Minggu lalu.
"Anggota partai, PNS, pelajar dan anak-anak tidak harus berpuasa pada bulan Ramadhan dan dilarang berpartisipasi dalam kegiatan agama," tulis web situs resmi kota Korla, Xinjiang.
Larangan ini dikecam oleh kelompok etnis Uighur yang melarikan diri dari China dan hidup di pengasingan.
Juru bicara Kongres Uighur Sedunia, Dilxat Raxit mengatakan tindakan pemerintah yang melarang muslim berpuasa akan memicu lebih banyak ketegangan.
Wilayah Xinjiang banyak dihuni oleh etnis Uighur beragama Islam yang sejak beberapa tahun lalu menuntut kemerdekaan dari pemerintah di Beijing.
Wilayah itu juga dihuni oleh penduduk Islam dari etnis lain termasuk Kazakh, Kyrgyz, Uzbek, Tatar dan Tajik.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6