Sukses

Mengenang Kenakalan di Reuni SMAK Pendowo Muntilan 90

Bisa ditebak, ajang kumpul-kumpul ini ternyata bukan sekedar romantisme mengenang masa lalu.

Liputan6.com, Jakarta Momentum lebaran 2016 dimanfaatkan berkumpul kawan lama, itu pula yang dilakukan para alumni SMAK Pendowo Muntilan. Bisa ditebak, ajang kumpul-kumpul ini ternyata bukan sekedar romantisme mengenang masa lalu.

Ketua panitia Fransiska Suharmi Pertiwi menuturkan bahwa menggelar reuni saat ini bukanlah persoalan sulit. Aneka media sosial dan juga fasilitas komunikasi, memungkinkan untuk menemukan para alumni yang menjadi diaspora di berbagai tempat.

"Ketika semua terkoneksi internet, semua menjadi gampang. Nah yang sulit adalah merawat kenangan menjadi semacam pengikat internal agar saling peduli," kata Fransiska.

Dalam reuni yang digelar 9 Juli 2016 itu, panitia sengaja memanfaatkan keberadaan warung lesehan Gentong Kendil milik salah satu alumni. Diharapkan bisa membawa efek lanjutan, bukan sekedar ngumpul saja.

Humas panitia, Albertus Danu Kusworo menyebutkan memang tak semua bisa hadir secara fisik. Namun mereka yang tak bisa hadir, ternyata mengikuti secara "live" melalui media sosial yang mengunggah foto-foto dan video dan ditanggapi secara interaktif pula.

"Thema tahun ini, menggali kenakalan sebagai sesuatu yang menggembirakan," kata Danu.

Mengenang Kenakalan di Reuni SMAK Pendowo Muntilan 90

Mengacu pada thema besar itu, maka para alumni itupun saling bercerita mengenai kenakalan-kenakalan masa lalu. Baik sebagai pelaku maupun sebagai korban. Aji Prastono dan Sujarwo misalnya, dengan gegap gempita bercerita tentang si X yang dikenal curang cenderung cerdik. Terkenal sekali kemampuan anak ini dalam soal jajan tidak bayar. Jika masuk ke kantin sekolah ia seperti bebas makan apa saja. Jika kantin sedang ramai ia tinggal ngeloyor pergi sambil bilang bahwa teman di sebelah yang sedang makan itulah yang nanti akan bayar. Jika kantin sedang sepi pembeli dan ia datang sendiri, ia tinggal bilang ngutang pada penjaganya, seorang ibu yang baik hati.

Wow, curang? Ngemplang? Tidak. Si X ini akan datang lagi bersama rombongan dan salah satu di antaranya ia jebak untuk membayar hutangnya yang kemarin. Jika ia akan gantian dijebak, diajak jajan bersama dan dialah nanti yang harus membayar, ia memiliki ketangguhan untuk bertahan secara ekstra.

"Kenapa si X sukses menjalankan aksinya? Apakah karena begitu mudahnya kami ditipu? Tidak. Jika mau saat itu kami bisa mengeroyoknya dan memukulinya habis-habisan. Kami rela dikerjai karena kami gembira dengan ulahnya," kata Bambang Sustianto menanggapi cerita temannya.

Mengenang Kenakalan di Reuni SMAK Pendowo Muntilan 90

Kemudian dijelaskan bahwa si X itu menipu tetapi dengan cara-cara yang lucu. Malah di sekolah anak ini jadi terkenal sekali. Gayanya menjadi bahan cerita di mana-mana. Belum lengkap rasanya menjadi murid SMAK Pendowo Muntilan jika belum pernah ditipu oleh anak ini. Dan setiap saat, para korban itu bisa saling bertukar cerita sebagai sebuah kegembiraan.

"Inilah bibit kepemimpinan itu. Seorang pemimpin bisa jadi tidak ideal, bisa jadi ia nakal dan keliru perilaku. Tetapi apapun kebencian kita kepadanya, seperti ada sesuatu yang menarik kita untuk tetap takjub kepadanya," lanjut Bambang.

Ditambahkan kehebatan pemimpin itu ternyata: betapapun ia keliru, jumlah kekeliruannya itu, setelah dihitung-hitung, selalu lebih kecil dibanding nilai kebaikannya. Si curang nan cerdik ini, memiliki energi kegembiraan yang amat dikenang hingga dewasa dan tersebar di mana-mana.

"Apa yang keluarkan untuk tipuannya itu, rasanya kecil saja jika dibandingkan dengan kegembiraan kami saat mengenang kenakalannya. Seperti saat ini," kata Bambang.

Berbeda dengan perilaku si X, Joko menjadi buah bibir juga. Ia begitu pendiam. Tetapi cukup dengan sekali bicara ia akan langsung menggemparkan. Malah yang sering, ia tak perlu berkata-kata untuk menyulut kegemparan.

"Suatu kali kami tidak siap menghadapi ulangan. Joko ini dengan kecerdasannya mampu membawa daun kecubung, dan digosok ke meja guru serta teman-temannya yang siap. Alhasil, begitu masuk kelas, nyaris semua tertidur, terbius daun kecubung itu," kata Subroto mengenang.

Begitulah pemimpin. Ada sesuatu yang bisa jadi tidak selalu kita setujui, tetapi untuk sebuah alasan, sulit untuk tidak kita hormati. Ini yang didapat dari reuni alumni SMAK Pendowo Muntilan.

Edhie Prayitno Ige ~ penulis, cerpenis. Asli muntilan mukim di semarang. Twitter @edhiepra1

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.